Wednesday 25 March 2015

THE GREAT OF JAPAN | JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH

JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH

  Pengertian
Istilah Jepang berasal dari Marco Polo yang diartikan Ji-pangu. Orang Tionghoa menyebutnya dengan Nippon yang berarti negeri matahari. Nama asli Negara ini adalah Ya Ma To. Ucapan huruf Cina dan perkatan inipun dalam bahasa Jepang berarti: Ni Hon (Nippon) untuk Negara bangsa Jepang.

Bangsa Jepang
Penduduk asli bangsa Jepang adalah bangsa Ainu. Bangsa ini  digambarkan berasal dari lembah sungai Amur di Asia Utara. Mereka putih kulitnya dan agak berbulu. Mereka masuk Jepag dari sebelah Utara dan terus menerus menerobos kesebelahan Selatan.
Kemudian dating pula bagsa bangsa lain terutama bangsa Tionghoa dan Korea. Beberapa dari mereka dari mereka agaknya berhasil dari Indonesia. Mereka berasil mendesak Ainu kebahagian utara. Sisa-sisa bangsa Ainu sekarang masih terdapat di pulau Hokkaido. Bangsa-bangsa yang datang kemudian itu, akhirnya berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang disebut: Ya Ma To.
Ya Ma To inilah yang kelak berkembang menjadi sebuah kerajaan Jepang, yang termasuk ke dalam kelompok Negara-negara Asia Timur.

Agama Bangsa Jepang
Agama bangsa Jepang adalah agama Shinto yang sangat sederhana. Agama ini merupakan agama panduan antara penyembahan kepada nenek moyang dan kepada dewa-dewa (matahari) atau agama “jalan dewa-dewa”. Kewajiban yang utama dalam kewajibannya itu adalah: setia kepada dewa serta turunannya. Agama ini mengenal beratus dewa-dewa, dewi-dewi. Dewi yang tertinggi adalah: Amaterasu Omikami. Dewi Amaterasu ini adalah dewi Matahari.  Dalam bulan Juni dan Agustus ribuan mendaki gunung Fiji untuk memuja dewi itu. Dewi Amaterasu bukan saja dewi matahari, melainkan menjadi pelindung pertanian juga. Dewi tertinggi ini dipakai pula sebagai lambang Kaisar Jepang. Menurut kepercayaan Jepang kaisar-kaisar Jepang adalah keturunan dari Amaterasu itu.

Agama Budha
Agama Budha masuk ke Jepang melalui korea dari Cina. Korea adalah tetangga Jepang yang terdekat. Karenannya menjadilah hubungan yang rapat antara kedua Negara itu oleh Korealah sampai kebudayaan Cina ke Jepang. Dalam tahun 552 raja Korea pernah mengirim sebuah utusan kepada raja Ya Ma To. Utusan itu membawa sebuah bingkisan yang berisi sebuah arca Budha, yang terbuat dari emas serta beberapa naskah agama Budha. Disuruhnya pula beberapa orang pendeta Budha turut serta, untuk mengajar agama Budha yang berasal dari India itu, di negeri Jepang sejak berdatanganlah selama satu abad ahli-ahli ilmu pengetahuan seniman-seniman, guru-guru agama, dan orang-orang pelarian dari korea ke Jepang. Salah seorang pendorong dan penyebar besar agama Budha di Jepang adalah Pangeran Shotoku Thaishi raja muda di Ya Ma TO lebih kurang tahun 600.
Pangeran Shotoku banyak mengirimkan perutusan ke Cina. Mereka diberi tugas untuk mempelajari kebudayaan Cina. Dalam zaman itulah naskah karangan Confusius mendapat pengaruh yang besar di Jepang. Pada tahun 612 wafatlah penyebar agama Budha yang besar itu, tetapi agama Budha telah dapat mempertahankan diri disamping agama Shinto. Dalam abad ke-8 didirikanlah pagoda-pagoda, kuil-kuil, dan patung-patung budha di Nara.

Kekuasaan Bangsawan
Sehubungan telah terjadinya hubungan antara negeri Jepang dengan negeri Cina secara normal, maka timbullah di Jepang pada waktu itu suatu aliran untuk merombak susunan pemerintahan Jepang menurut pemerintahan Cina. Kendali pemerintahan langsung di pegang oleh pemerintahan pusat di ibukota, dengan perantaraan pegawai-pegawai pemerintah. Kaisar sendirilah yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Negara.
Karena pemerintahan Jepang berada ditangan bangsawan-bangsawan yang kuat, maka lama-kelamaan maka terjadilah perebutan kekuasaan anatara keluarga bangsawan itu. Para kaum bangsawan senantiasa berusaha agar mereka dapat mempergunakan Kaisar. Sering terjadi Kaisar (Tenno) hanyalah merupakan boneka belaka. Kekuasaan pemerintahan di Jepang dipegang oleh keluarga atau suku yang besar yang berhasil merebut kekuasaan.
Salah satu bangsawan yang berhasil merebut kekuasaan adalah keluarga Fujiwara yang berkuasa di Jepang dan memperlakukan semua kaisar sebagai boneka itu. Sementara itu timbullah bahaya yang mengancam kerajaan yang datangnya dari keluarga Fujiwara itu sendiri. Orang-orang Fujiwara telah menciptakan tuan-tuan tanah yang juga menjadi meliter mereka yang disebut “Daimyo” untuk memperkuat kedudukannya dan pertahankan diri para daimyo itu masing-masing membentuk tentara sendiri. Maka lahirlah prajurit yang turun temurun yang disebu golongan “Samurai”. Kaum Samurai ini harus memegang teguh ajaran “busyido”. Yakni menjunjung tinggi kehormatan nusa dan bangsa, patuh kepada pemimpin, kerelaan kesediaan dan berkorban, keberanian, kejujuran dan lain-lain. Senjata mereka yang terpenting adalah pedang “Samurai”. Pedang ini merupakan lambang mereka
Dalam perkembangan selanjutnya seorang tokoh bangsawan lainya tampil kedepan bernama Yoritomo yang lebih moderat dan tidak menurunkan Tenno dari tahata. Tenno tetap berkuasa di Kyoto dan tetap dipertahankan kedudukannya, sebagai lambang kekuasaan yang resmi. Sedangkan Yoritomo diangkat menjadi “Shogun” atau panglima besar tahun 1192. pangkat ini akan turun temurun. Tenno terus dihormati oleh masyarakat Jepang, bahkan dipuja sebagai dewa, tetapi tidak berkuasa atas pemerintahan. Kekuasaan sebenarnya yang dipegang adalah Shogun. Shogun memerintah dari ibukotanya di Kamakura. Yang membentuk pemerintahan meliter yang disebut “bakufu”. Maka memerintahlah Shogun selanjutnya di Jepang,
Seperti : Shogun Kamakura (1192 - 1333). Dalam masa ini kekuasaan bangsa mongol di daratan Cina mencoba menaklukkan Jepang, tetapi dapat mundur oleh Jepang, dan terhindar dari kekuasan Kubhilai-Khan. Shogun Muromachi (1392 - 1573). Dalam masa ini datang di Jepang bangsa Portugis, tahun 1549 agama Kristen dikembangkan di Jepang melalui pendeta Potugis. Pranciscus Xavarius serta pendeta lainnya. Shogun Takugawa (1603 -1867). Dalam masa ini pusat pemerintahan di Yedo dan kota inilah yang masa kini disebut Tokyo. Perhubungan dengan luar negeri bertambah lancar dengan kedatangan bangsa Sepanyol, Inggris dan Belanda namun perkembangan agama Kristen sudah dilarang.


Zaman Meiji
Timbulnya zaman Meiji adalah merupakan fase baru dalam perjuangan masa Jepang. Timbulnya zaman ini berarti berakhirnya zaman terdahulu, dalam masa pemerintahan “bakufu”. Disamping itu maka berakhirnya masa keluarga Tokugawa. Orang-rang yang membawa perubahan adalah dari beberapa perkumpulan keluarga yang secara bersama-sama bertujuan untuk memaksa Kaisar (Tenno) supaya mulai saat itu tidak lagi mengadakan jabatan-jabatan Shogun dalam tahun1808. dan dibentuklah pada waktu itu suatu pemerintahan yang bersifat sementara. Jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan dibagi dalam lima keluarga yakni.
  1. Keluarga Satsuma
  2. Keluarga Toda
  3. Keluarga Oki
  4. Keluarga Owai
  5. Keluarga Echizen

Zaman Edo juga berakhir dengan tunduknya mereka kepada Kaisar. Kaisar yang memerintah pada waktu itu adalah Mutsuhito dan diangkat dalam tahun 1868 – 1912 karena waktu itu Mutsuhito jabatan itu tidak dapat dipegang sendiri. Tugas-tugas yang ada dalam suatu pemerintahan dipegang oleh suatu tim penasehat atas nama lima keluarga besar. Sistem pemerintahan terjadi terdiri dari:

1.      Syo-Sai (Kepala tertinggi)
2.      Gi-co terdiri dari keluarga ningrat.
3.      San-Nio terdiri dari 5 orang ninggrat di tambah dengan 15 orang golongan Samurai.
Dalam tahun itu juga (1868) banyak skali corak-corak pemerintahan pada waktu itu diubah. Sekarang diadakan sebuah badan baru yang disebut Dayjokwan (MPRS), dan pemeritntahan di Eydo atau Tokio sekarang.
Disamping Meiji-Restorasi maka perubahan perubahan diadakan di dalma sistem keluarga yang ada. Keluarga-keluarga dari golongan bangsawan atua Fiodalisme di Jepang.
Sikap yang diambil adalah dengan mendekati Daymio (tuan tanah) untuk menyerahkan tanah-tanah yang dipegannya masing-masing sebagai milik pribadi. Untuk tidak meghilangkan keduudkan Daymio-Daymio, maka ia disahkan untuk membuat jabatan gubernur.
Penghapusan feodalisme di umukan dalam tahun 1871, dan diadakan pengambilan tanah secara besama-sama dan tanah-tanah itu diserahkan kepada kesatuan politiknya yang disebut “Klein”. Sekarang tinggal lagi adalah golongan “Samurai” yang kedudukannya itu sebagai prajurit-prajurit yang sedikit sekali dibiayai oleh badan pendangan rakyat terhadap mereka sangat merosot, malah kedengaran disana sini, desas dseus yang menatakan mereka adalah “golongan fasilan lain yang makan roti pengangguran”.
Gaji-gaji yang mereka peroleh tidak banyak sehingga kaum Samurai hidup melarat. Sedankan bagi Negara kaum Samurai-kamum samurai ini cukum memberatkan beban Negara. Dengan penderitaan yang berat ini. Mereka terpaksalah mengambil jalan pintas dengan mengadakan perlawanan terhadap pemerintahan dalam tahun 1877. rupa-rupanya cara ini tidak memberikan kemenangan bagi mereka, justru ini dianggap sebagai kehancuran bagi kaum samurai di Jepang. Dalam Restorasi ini maka dianggap tidak wajar untuk tetap mempertahankan suatu tentara dari kaum Daymio-Daymio tadi dan perlu dibentuk suatu tentara moderen. Mula-mula disusun sistem tentara yang mengarah kepada Barat yang diambil dari pada cara-cara yang dilakukan di Prancis. Tetapi kemudian akibat dari pada kemenangan Prusia terhadap Prancis maka berarti cara yang tebaik untuk susunan meliter adalah Prusia sendiri. Justru itu sekarang Jepang membentuk meliter cara Prusia. Disamping itu A.L diperkuat dan kapal-kapal untuk A.L banyak dibelikan dari Inggris.
Pada tahun ke-11 dari pada restorasi Maiji (1869) dilakukan bebrapa tingakan yang bersifat pembaharuan sebagi berikut:
  1. Diadakan perhubungan telegrafis pertama ke Jepang.
  2. Tahun 1870 setiap orang diperkenakan memakai nama keluarga.
  3. Tahun 1871 direncanakan pembutan jalan K.A dan dibuka tahun 1872.
  4. Tahun 1873 wajib bagi setiap orang untuk menjadi meliter.
  5. Tahun 1875 juga diadkan peraturan pajak baru.

Selanjutnya pada tahu 1871 sebagai restorasi tahun ke III di adakan pula beberapa perubahan sebagai berikut:
1.         Pengiriman utusan terhadap Negara-negara Amerika, Eropa untuk membicarakan bantuan ekonomi Jepang dan maksud Jepang untuk berdiri sendiri yang diberikan utama oleh Amerika ialah : penentuan tariff/pabean.
2.         Perubahan dalam hukum yaittu kebebasan orang-orang Jepang untuk mengadili sendiri orang-orang yang melanggar hukum.
3.         Didalam pengajaran S.D menjadi wajib bagi setiap orang, kemudian mereka dibenarkan untuk melanjutkan sekolah menengah dan sekolah teknik. Suatu isi pengajaran adalah anjuran bersifat wajib mencintai Negara dan kalau perlu untuk mengorbankan diri untuk kepentingan Negara.
4.         Larangan agama Kristen dihapuskan.
5.         Pembuatan konstitusi dalam tahun 1880 direncanakan dan dalam ranka ini dikirim seorang ahli ke Eropah untuk memperlajari perundang-undangan negeri lain, dan setelah ahli itu kembali, maka terbentuklah “Tata Negaraan Yang Lebih Tua” konstitusi itu terdiri dari 2 majlis:
a.       Majlis Ninggrat (all of low)
b.      Majlis Rakyat
6.         Didalam pertanian di buat sistem baru dimana setiap pertain dijadikan pemilik tanah dan tidak lagi berlaku milik tanah dalam kaum Daimyo.
7.         Pembaharuan hubungan internasional diperluas berdasarkan perjanjian-perjanjian perdagangan dalam negeri dan luar negeri bayak diurus orang asing. Dan untuk memperlancar perdagangan didirikan bank-bank dalam Negara, yang I adalah “Bank of Japan”.
8.         Pengaruh Barat membawa efek pula dalam perkembangan persurat kebar. Surat kabar yang I adalah “Wagisami Ship ping Lussa and Adventires” yang kemudian surat kabar itu menjadi surat kabar “Japan Herald”.

Langkah-langkah selanjutnya yang dilakukan bangsa Jepang dalma zaman Restorasi Maiji ini adalah menadakan tindakan untuk menjamin kebutuhan bangsa dan Negara yaitu:

  1. Meresmikan Hinomaru jadi bendera kebangsaan
  2. Meresmikan Kimigayo sebagai lagu kebangsaan.
  3. Meresmikan agama Shinto jadi agama Negara.
  4. Memindahkan ibukota dari Kyoto ke Edo dan namanya dirobah jadi Tokio. 

No comments:

Post a Comment