Pengertian, Faktor dan Indikator
Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan
belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah
sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar
dengan terlebih dahulu mengandakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.
Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dari
pengertian belajar itu sendiri.
Djamarah (2002: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Winkel
dalam Darsono (2000: 4) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan oleh seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 3).
Menurut Sardiman (2004: 21) belajar akan membawa suatu
perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,
keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian
diri. Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2002: 4) mengartikan “Belajar sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.
Sudjana (2000: 5) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan
sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan,
kecakapan, kebiasaan serta perubahan-perubahan aspek lain yang ada pada
individu belajar. Whittaker dalam Djamarah (2002: 12) merumuskan belajar
sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman.
Percival dan Ellington dalam Daryanto (2010: 59),
mengungkapkan “Belajar adalah perubahan yang terjadi karena hubungan yang
stabil antara stimulus yang diterima oleh organisme secara individual dengan
respon yang tersamar, dimana rendah, besar, kecil, dan intensitas respon
tersebut tergantung pada tingkat kematangan fisik, mental dan tendensi yang
belajar”. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.
Belajar bukan hanya sekedar pengalaman, belajar adalah suatu proses bukan suatu
hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan
menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan (Soemanto, 2006:
112).
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas
dari itu yaitu memahami (Hamalik, 2001: 27). Suhaenah (2001: 2), ”Belajar
merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen
sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya”.
Menurut Hamalik (2004: 27), belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk
pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara
tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu
usaha sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang
dimiliki baik fisik, mental, panca indra, otak atau anggota tubuh lainnya,
demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, minat, dan
sebagainya.
Setiap individu pasti mengalamai proses belajar. Belajar
dapat dilakukan oleh siapapun, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, maupun
orang tua, dan akan berlangsung seumur hidup. Dalam pendidikan disekolah
belajar merupakan kegiatan yang pokok yang harus dilaksanakan. Tujuan
pendidikan akan tercapai apabila proses belajar dalam suatu sekolah dapat
berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang melibatkan siswa secara
aktif dalam prosses pembelajaran.
Djamarah (2002: 15-16) menjelaskan bahwa ciri-ciri belajar
sebagai berikut.
1. Perubahan yang terjadi secara sadar.
2. Perubahan dalam belajar bersifat
fungsional.
3. Perubahan dalam belajar bersifat
positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat
sementara.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau
terarah.
6. Perubahan mencangkup seluruh aspek
tingkah laku.
Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Berikut ini ciri-ciri perubahan tingkah laku
menurut Slameto (2010: 2).
1. Perubahan terjadi secara sadar.
2. Perubahan dalam belajar bersifat
kontinu dan fungsional.
3. Perubahan dalam belajar bersifat
positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat
sementara.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau
terarah.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek
tingkah laku.
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku
pada diri seseorang dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.
Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap,
keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Di dalam belajar
terdapat prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan, Dalyono (2005: 51-54)
mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut.
1.
Kematangan
jasmani dan rohani.
Salah satu prinsip utama belajara dalah harus mencapai kematangan
jasmani dan rohani sesuai dengan
tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu setelah sampai pada
batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah kuat untuk melakukan kegiatan
belajar. Sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara
psikologis untuk melakukan kegiatan belajar.
2.
Memiliki
kesiapan.
Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan
yakni dengan kemampuan yang cukup, baik fisik, mental maupun perlengkapan
belajar.
3.
Memahami
tujuan.
Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, kemana
arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting
dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat selesai dan
berhasil.
4.
Memiliki
kesungguhan.
Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk
melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang
memuaskan.
5.
Ulangan
dan latihan.
Prinsip yang tidak kalah pentingnya adalah ulangan dan
latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak,
sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan.
Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses
pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil
belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari
proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan
suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil ahir pengambilan
keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar
mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa
bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah, 2000: 25).
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh
murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang. Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2001:63) sebagai
hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan
terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.
Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi
kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata
pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni
untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid,
misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan
selama pelajaran berlangsung, tes ahir catur wulan dan sebagainya.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran.
Ada faktor yang dapat diubah (seperti cara mengajar, mutu rancangan, model
evaluasi, dan lain-lain), adapula faktor yang harus diterima apa adanya
(seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain)
Suhardjono dalam Arikunto (2006: 55).
Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain.
1.
Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa).
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi
tiga faktor, yakni:
A) Faktor jasmaniah.
1) Faktor kesehatan.
2) Faktor cacat tubuh.
B) Faktor psikologis.
1) Intelegensi.
2) Bakat.
3) Motif.
4) Kematangan.
C) Kesiapan. Faktor kelelahan.
1) Faktor kelelahan jasmani.
2) Faktor kelelehan rohani.
2. Faktor ekstern (faktor dari luar diri
siswa).
Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri
dari tiga faktor, yakni:
A) Faktor keluarga.
1) Cara orang tua mendidik.
2) Relasi antar anggota keluarga.
3) Suasana rumah.
4) Keadaan ekonomi keluarga.
B) Faktor sekolah.
1) Metode mengajar.
2) Kurikulum.
3) Relasi guru dengan siswa.
4) Relasi siswa dengan siswa.
5) Disiplin sekolah.
6) Alat pelajaran.
7) Waktu sekolah.
8) Standar pelajaran diatas ukuran.
9) Keadaan gedung.
10) Metode belajar.
11) Tugas rumah.
C) Faktor masyarakat.
1) Kesiapan siswa dalam masyarakat.
2) Mass media.
3) Teman bergaul.
4) Bentuk kehidupan masyarakat.
Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh
siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun dalam
pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil
belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran.
Suparno dalam Sardiman (2004: 38) mengatakan bahwa hasil
belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah
diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses
interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.
Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar antara lain sebagai berikut.
1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam
diri).
a) Kesehatan.
b) Intelegensi.
c) Minat dan motivasi.
d) Cara belajar.
2. Faktor Eksternal (yang berasal dari
luar diri).
a) Keluarga.
b) Sekolah.
c) Masyarakat.
d) Lingkungan.
Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi
atas beberapa tingkatan taraf sebagai berikut.
1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh
bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.
2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian
besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76%-99%.
3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran
hanya dikuasai 60%-75%.
4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang
dikuasai kurang dari 60%. (Djamarah, 2006: 107).
Sehubungan dengan hal di atas, adapun hasil pengajaran
dikatakan betul-betul baik apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan
dalam kehidupan oleh siswa.
2. Hasil itu merupakan pengetahuan asli
atau otentik.
Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa
seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga
akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan.
Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya (Sardiman,
2008: 49).
Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu
kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku yang telah terjadi pada diri
peserta didik. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua
bentuk yaitu peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan
kelemahannya atas prilaku yang diinginkan dan mereka mendapatkan bahwa prilaku
yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul
lagi kesenjangan antara penampilan prilaku yang sekarang dengan yang
diinginkan.
Penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
atau pembentukan kompetensi peserta didik. Standar nasional pendidikan
mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam
bentuk penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester,
dan penilaian kenaikan kelas.
Hasil belajar pada satu sisi adalah berkat tindakan guru,
suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan
mental siswa. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan
dampak pengiring. Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi guru dan juga
siswa. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam
angka rapot, sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan
kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:
4).
No comments:
Post a Comment