Thursday 26 March 2015

LANDASAN-LANDASAN KURIKULUM DAN PENGAJARAN

LANDASAN-LANDASAN KURIKULUM DAN PENGAJARAN
A.  LANDASAN FILOSOFIS BARAT
1.            Aliaran Idealisme
 Memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. filsafat in berpendapat bahwa kebenaran itu berasal dari “atas” , dari dunia supra-naural dari tuhan. Boleh dikatakan hampr semua agama menganut filsafat idealisme. Kebenaran dipercayai datangnya dari tuhan yang diterima melalui wahyu.kebenaran ini, termasuk dogma dan norma-normanya bersifat mutlak. Apayang datang dari tuhan baik dan benar. Tujuan hidup adalah menjalankan kehendak tuhan.
Filsafat ni umumnya diterapkan di sekolah yang berorientasi religius. Semua siswa diharuskan mengikuti pelajaran agama mengahair ktbah dan membaca kitab suci. Bisanya disiplin ini termasuk ketat, pelanggaran diberi hukuman yang setimpal bahkan dapat dikeluarkan dari sekalah. Namun pendidikan intelektual juga sangat diuntamakan dengan menentukan standar mutu yang tinggi.
Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, AlGhazali
2.      Aliran  Realisme
Filsafat realisme mencari kebenaran di dunia ini sendiri. Melalui pengamatan dan penelitian ilmiah dapat ditemukan hukum-hukum alam. Mutu kehidupan senantiasa dapat ditingkatkan melalui kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknlogi. Tujuan hidup ialah memperbaiki kehidupan melalui penelitian ilmiah.
Sekolah yang beraliran realisme mengutamakan pengetahuan yang sudah mantap sebaga hasil penelitian ilmiah yang dituangkan  secara sistematis  dalam berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran. Di sekolah akan dimulai dengan teori-teori  dan prinsip-prinsip yang fundamental, kemudian praktik dan aplikasinya.
Karena mengutamakan pengetahuan yang esensial, maka pelajaran “embel-embel” seperti keterampilan dan kesenian dianggap tidak perlu.
Kurikulum ini tidak memperhatikan minat anak, namun diharapkan agar menarik minat anak terhadap pelajaran ademis. Ian harus sungguh-sungguh mempelajari buku-buku berbagai disiplin ilmu. Penguasaan ilmu ini yang banyak berkat studi yang intensif  adalah persiapan yang sbaik-baiknya bagi lanjutan studi dan kehidupan dalam masyarakat.
Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill.

3.      Aliran Pragmatisme
Aliran ini juga disebut aliran instrumentalisme atau utilitarianisme dan berpendapat bahwa kebenaran adalah buatan manusia berdaskan pengalamannya. Tidak ada kebenaran  mutlak, kenbenaran  adalah tentatif dan dapat berubah.  Yang baik, ialah yang berakibatkan  pengalamannya. Tidak  ada kebenaran mutlak, kebenaran  adalah tentatif  dapat berubah. Yang baik, ialah yang berkibat baik bagi msyarakat. Tujuan hidup ialah mengabdi kepada masyarakat dengan peningkatan kesejahteran manusia.
Tugas guru bukan mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan, melainkan memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan berbagai kegiatan guna memecahkan masalah, atau dasar kepercayaan bahwa belajar itu hanyadpat dilakukan pleh anak sendiri, karena  “ dipompakan ke dalam otaknya”.  Pengetahuan diperoleh bukan dengan mempelajari mata pelajaran, melainkan karena digunakan secara fungsional dalam memecahkan masalah.
Aliran ini berpendirian bahwa sekolah harus berada pada garis depan pembangunan dan perubahan masyarakat. Sekolah ini menjauhi indkrinasi dan mengajak siswa secara kritis menganalisis isu-isu sosial.
Dalam perencanaan kurikulum orang tua dan masyarakat sering dilibatkan agar dapat memadukan sumber-sumber pendidikan formal dengan sumber sosial, politik dan ekonomi guna memperbaiki ekonomi kondisi hidup manusia. Banyak diantara peganut aliran ini memandang sekolah sebagai masyarakat kecil.
tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey, Heracleitos.

4.      Aliran Eksistensialisme
Memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitasFilsafat ini mengutamakan individu sebagai faktor dalam menentukan apa yang baik dan benar. Norma-norma hidup berbeda secara individual dan ditentukan masing-masing secara bebas, namun dengan pertimbangan jangan menyinggunng perasaan orang lain. Tujuan hidup adalah menyempurnakan diri, merealisasikan diri.
Sekolah yang berdasarkan eksistensialisme mendidik anak agar ia menentukan pilihan dan keputusan sendiri dengan menolak otoritas orang lain. Ia harus bebas berpikir dan mengambil keputusan sendiri secara bertanggungjwab. Sekolah ini menolah segala kurikulum, pedoman, intruksi, buku wajib, dan lain-lain dari pihak luar. Anak harus mencari identitasnya sendiri, menentukan standardnya sendiri dan kurikulumnya sendiri. Dengan sendirinya mereka tidak dipersiapkan untuk menempuh ujian nasional.
Dari segala mata pelajaran, mungkin ilmu-ilmu sosial yang paling menarik mereka. Pendidikan moral tidak diajarkan kepada mereka, juga tidak ditetapkan aturan-aturan yang harus mereka patuhi.
Beberapa  tokoh dalam aliran ini: Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril
5.      Humanisme
Ada beberapa nilai dan sikap dasar manusia yang ingin diwujudkan melalui pendidikan humanistik yaitu: 
-          Manusia yang menghargai dirinya sendiri sebagai manusia
-          Manusia yang menghargai manusia lain seperti halnya dia menghargai dirinya    sendiri.
-     Manusia memahami dan melaksanakan kewajiban dan hak-haknya sebagai      manusia.
-          Manusia memanfaatkan seluruh potensi dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
-          Manusia menyadari adanya Kekuatan Akhir yang mengatur seluruh hidup
-          Terimalah setiap anak apa adanya, lengkap dengan kekurangan dan kelebihannya
-          Berilah anak pengalaman sukses sehingga tumbuh percaya diri
-          Jangan memaksakan kehendak, karena tanpa dipaksa setiap individu akan bergerak untuk memnuhi kebutuhannya
-          Ukuran keberhasilan tiap anak berbeda-beda. Yang harus dilakukan adalah membantu anak sesuai dengan kemampuannya
-          Berilah anak toleransi, dorongan semangat, penghargaan serta rasa persahabatan.
-          Berilah anak kebebasan yang disertai rasa hormat dan tanggung jawab 
B.  ALIRAN FILSAFAT BARAT
1.      Perennialisme
Aliran ini bertujuan mengembangkan kemampuan interlektual anak melalui pengetahuan yang  abadi , universal dan absolut. Atau perenial yang ditemukan dan diciptakan para pemikir unggul sepanjang masa, yang dihimpun dalam buku agung.
Kurikulum yang diinginkan oleh aliran ini terdiri atas subject atau mata pelajaran yang terpisah sebagai disiplin ilmu dengan menolak penggabungan seperti IPA atau IPS. Hanya mata pelajaran yang sungguh-sungguh mereka anggap dapat mengembangkan kemampuan interlektual seperti matematika , fisika, kimia, biologi, yang diajarkan, sedangkan  yang berkenaan emosi dan jasmiani seperti seni rupa, olah raga, sebabnya dikesampingkankan. Kurikulum ini memberikan persiapanyang sungguh-sungguh bagi studi di perguruan tinggi. Beberapa tokoh pendukung gagasan ini adalah: Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler.
2.      Essensialisme
Menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberan pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell.
3.      Progresivisme
Menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar proses. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff
4.      Rekontruktivisme
Lebih jauh menekankan tentang pemecahan maslah, berfikir kritis dan sejenisnya. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini:Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg.

No comments:

Post a Comment