SEJARAH MENTALITAS
1.
PENGERTIAN
SEJARAH MENTALITAS
Sejarah
mentalitas muncul pada 1960-an dan 1970-an sebagai reaksi terhadap
determinisme. Seperti diketahui kaum marxis meletakkan kesadaran sebagai superstructure (bangunan atas) yang
tidak mempunyai eksistensi sendiri, tetapi ditentukan oleh struktur atau
bangunan bawah, yaitu struktur (basis) ekonomi. Orang tidak bebas berkesadaran,
sebab kesadarannya ditentukan oleh kondisi material, mentalitas manusia
hanyalah bawahan dari kondisi materialnya. Sejarah mentalitas melihat
mentalitas sebagai fakta sosial, merdeka dari determinisme apa pun. Oleh
karenanya, dikatakan bahwa sejarah mentalitas telah mengangkat mentalitas dari
ruang bawah tanah ke ruang bawah atap (form cellar to attic).
Adapun
definisi dari sejarah mentalitas menurut michele Vovelle adalah sejarah
ketaksadaran kolektif, sejarah tentang mentalitas yang pra-verbal dan
pra-refleksif. Dan secara umum sejarah mentalitas dapat diartikan sebagai
sejarah yang mengkaji aspek kepercayaan dan sikap-sikap manusia pada masa lalu.
Sejarah mentalitas adalah disiplin sejarah yang mengkaji kepribadian kelompok.
2.
BIDANG
KAJIAN ATAU SUMBER
Sejarah
mentalitas merupakan sebuah kemungkinan yang tidak jauh dari jangkauan ini dapat
dilihat bahwa sejarah mentalitas itu:
a) Dekat
dengan tingkat kesadaran masyarakat.
b) Sumber
sejarah mentalitas tersedia dengan mudah.
c) Sejarah
mentalitas tidak memerlukan sumber asing.
Yang
menjadi sumber dalam pengumpulan fakta untuk menulis sejarah mentalitas yaitu:
·
Koran
Koran sebagai media
yang dapat digunakan sebagai sumber dalam penulisan sejarah, dimana sumber
tersebut berupa berita, opini dan iklan.
·
Masyarakat
·
Sejarah lisan
SejarahlisanmerupakansalahsatumetodepenalitiansejarahdalammengumpulkansumberMetode
yang digunakanadalahwawancara.Ada 3 hal yang perlu diperhatikan oleh pewawancara dalam
melakukan wawancara :
-
Memilih orang
yang akandiwawancarai
-
Mengadakanpendekatan
-
Pengembangansuasanadalamwawancara
v PENDEKATAN
DALAM PENULISAN SEJARAH MENTALITAS
Dalam
penulisan sejarah mentalitas terdapat pendekatan yang khusus, pendekatan
tersebut yaitu verstehen dan imajinasi sejarah.
a.
Verstehen
Wilhelm
Dilthey menggunakan verstehen sebagai jalan untuk memahami (bukan menrangkan)
sejarah. Sebab, aktor sejarah adalah manusia yang berfikir dan merasa, kita
harus memahami perilaku pelaku sejarah sebagai mana pelaku itu sendiri memberi
makna perbuatannya, harus menemukan “subjecktif mind”, makna subjectif dan
tafsir subjectif pelaku sejarah.
b.
Imajinasi
Sejarah
Imajinasi
sejarah adalah kamera yang sanggup membuat gambar seperti aslinya, mempunyai
kekuatan evocatife atau (merangsang, menggoda), bukan hanya ornamental tetapi
strutural.
3.
TEMA
DALAM SEJARAH MENTALITAS
Yang
menjadi tema dalam penulisan sejarah mentalitas adalah revolusioner, kontra
revolusioner, orang-orang militan, kaum-kaum anarkis, perbanditan, pelacuran,
petualangan, pembunuhan, kriminalitas, konflik kota-desa, bunuh diri,
ketakwarasan, budaya populer, penindasan wanita, kekerasan, aborsi, homo
seksualitas dan kematian(sikap, seni dan upacara).
No comments:
Post a Comment