Wednesday 25 March 2015

Makalah | Thailand Di Bawah Raja Mongkut

BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                                       
Berbicara tentang kerajaan Muangthai tentu tidak lepas dari sejarah kehidupannya dengan penguasa (Raja) sampai geografis dari muangthai itu sendiri. Salah satu kerajaan yang berdiri di asia Tenggara tepatnya di Thailand ini mrupakan peninggalan sejarah yang patut untuk diketahui. Asal mula dari nama negeri Thailand ini secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan Sukhothai tahun 1238 yang kemudian di teruskan oleh kerajaan Ayutthaya di pertengahan abad ke-14 yang berukuran lebih besar dibandingkan Sukhothai. Thailand sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negeri ini  mengganti namanya menjadi Thailand pada tahun 1939 dan untuk seterusnya, setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca Perang Dunia II .
Muangthai merupakan kerajaan yang pemimpin pertamanya bernama Raja Mongkut atau Rama IV menggantikan kerajaan Pra nang klao/Nangklao yang diperintah oleh Chetsadabodin dikenal sebagai Rama III. Setelah Rama IV meninggal beliau digantikan oleh Chulalongkorn yang memerintah sebagai Raja Rama V dan dikenal sebagai Rama Agung, kedua penguasa Muangthai tersebut merupakan Raja yang mampu membawa Kerajaannya menuju modernisasi mengingat pada masa itu kekuasaan Eropa meluas di Asia Tenggara. Hubungan yang dimulai Thailand dengan beberapa Negara besar Eropa dimulai sejak abad ke-16 M, meskipun mengalami tekanan yang kuat Thailand tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah di jajah bangsa Eropa.
Melihat keadaan ini tentu merupakan suatu kekaguman bagi penulis sendiri dan bangsa Indonesia pada umumnya yang pernah merasakan kolonialisme dan imperialism barat. Jadi setidaknya kita dapat melihat sejarah Thailand khususnya kerajaan Muangthai dalam proses modernisasi sampai menjadi bangsa yang kuat dalam membangun dan mempertahankan kepemilikannya sehingga dapat dijadikan suatu pengalaman atau pelajaran dengan melihat pemerintahan dari penguasanya yang dikagumi hingga saat ini.

A.    Perumusan Masalah

·         Bagaimana latar belakang Kerajaan Muangthai serta kehidupan awal raja Mongkut dan Chulalongkorn yang dikenal dalam sejarah
·         seperti apa hubungan antara penguasa kerajaan Mungthai dengan bangsa Eropa
·         kebijakan apa yang diambil raja Muangthai untuk memodernisasikan negerinya
·         apa saja hasil dari reformasi menuju masyarakat modern dari kerajaan Muangthai

B.     Tujuan
·         Mampu menjelaskan latar belakang Kerajaan Muangthai serta kehidupan awal raja Mongkut dan Chulalongkorn
·         Memahami hubungan antara penguasa kerajaan Muangthai dengan bangsa Eropa
·         Mengetahui kebijakan raja Muangthai untuk memodernisasikan negerinya
·         Mendapatkan informasi hasil dari reformasi menuju masyarakat modern dari kerajaan Muangthai











BAB II
PEMBAHASAN

A.    MUANGTHAI DI BAWAH RAJA MONGKUT
1.      Biografi
Phra Bat Somdet Phra Mongkut Phra Chomporamenthramaha Klao Chao Yu atau Rama IV, yang dikenal di Negara asing sebagai Raja Mongkut lahir pada 18 Oktober 1804 adalah anak ke empat Raja dari Siam (Thailand)  di bawah dewan Chakri. Beliau adalah salah satu penguasa yang paling dihormati, di luar Thailand dikenal sebagai Raja dalam drama tahun 1951 dan 1956 Film The King and I berdasarkan film Anna and The King, pada gilirannya didasarkan pada novel 1944 tentang Anna Leonowens. Dalam film ini raja meminta Anna untuk  membuat pesta sesuai dengan kebudayaan Inggris yang pada masa itu dikenal sebagai kebudayaan dunia, digambarkan bahwa Anna sangat menentang perbudakan dan Ia menjadi pengajar Chulalongkorn mengenai hak asasi manusia dan demokrasi yang kelak akan menjadi pengganti ayahnya (Mongkut). Dalam kenyataannya hal ini memberikan ikatan kuat Thailand dengan Negara-negara barat, dari ikatan inilah Thailand menjalankan politik luar negeri yang pragmatis.
Pada 1824 Mongkut menjadi Buddha Bhikkhu di usia 20 tahun sesuai dengan tradisi Siam. Pada tahun yang sama ayahnya meninggal dunia. Masa permulaannya sebagai bhikkhu Ia terkenal karena pengetahuannya tentang buku-buku suci Pali. Menurut tradisi Mongkut akan dinobatkan menjadi raja berikutnya bukan kaum bangsawan yang bertahtakan pangeran yang berpengaruh Jessadabodindra (anak selir) Mongkut lebih memilih mempertahankan status monastik untuk menghindari intrik-intrik politik karena memahami bahwa tahta tersebut bisa diperbaiki
Mongkut juga dikenal karena penunjukan saudaranya, Pangeran Chutamani sebagai wakil raja yang dinobatkan  pada tahun 1851 sebagai Raja Pinklao. Ia mempunyai tiga puluh dua istri dan delapan puluh dua anak. Setelah penobatannya Ia menikah dengan istri pertamanya, Ratu Somanas Vadhanavadi (1851), namun meninggal pada tahun yang sama, kemudian menikah lagi dengan Ratu Debsirindra (1851-1861), akhirnya  menikahi cucu perempuan tirinya, Putri Pannarai (1861 - 1868). Mongkut meninggal di usia enam puluh empat tahun.
2.      Masa Awal Pemerintahan
Raja Mongkut memerintah mulai tanggal 1 april 1851-1 Oktober 1868, dengan pemahkotaan tanggal 2 April  1851 (17 tahun, 183 hari). Ada pendapat yang mengatakan bahwa bagaimanapun Jessadabodindra ingin tahta untuk diteruskan kepada putra kandungnya pangeran Annop. Menjelang wafatnya Raja Nang Klao rapat kepala-kepala pangeran keluarga kerajaan dan pejabat-pejabat tinggi kerajaan memutuskan Mongkut untuk menerima mahkota kerajaan. Hal ini tentu tidak lepas dari dukungan bangsawan dan kekuatan inggris yang besar untuk mendukung Mongkut sepert beberapa pedagang Inggris anti-barat yang tumbuh sejak pemerintahan sebelumnya, jadi melihat Mongkut sebagai “Pangeran Bhikkhu” menjadi harapan baru untuk mereka.
Raja Nang Klao bimbang dengan keputusan penyerahan tahta kepada Mongkut namun akhirnya ia setuju dengan syarat bahwa saudaranya pangeran Itsarate Rangsan diangkat menjadi raja kedua (Pinklao). Kemampuan berbahasa Inggris pangeran ini sangat baik, rumahnya dibangun dan dihias dengan gaya Eropa. Ia tidak terlibat aktif dalam masalah-masalah umum namun sebagai penasehat pemerintahan pengaruhnya cukup besar karenaia mempunyai gagasan politik yang lebih maju dan pikiran yang lebih tajam daripada saudaranya.
Raja Mongkut memperluas ruang lngkup pelajarannya dengan mempelajari bahasa dan huruf latin, matematika dan astronomi dari sarjana missionaries Perancis Bishop Pallegoix serta bahasa Inggris dari missionaries Amerika, Caswell, Bradley dan House. Ia tertarik pada bahasa Inggris yang menjadi bahasa keduanya. Sebagai seorang raja ia menandatangani surat-surat kenegaraan dengan huruf latin dan kelancarannya dengan gaya tanpa tata bahasa membuat surat-suratnya enak dibaca. Sebagai Bhikkhu kunjungannya ke tempat suci dan khotbahnya memnbuat ia berhubungan dengan segala jenis dan keadaan rakyat sedangkan sebagai pembaca buku yang sangat rajin dan brerguru pada orang Eropa ia mendapat informasi tentang Negeri-negeri asing dan hubungan internasional yang ternyata sangat berharga untuknya dan negerinya. Sehingga tidak terlalu berlebihan untuk menyatakan bahwa Muangthai dibawah Mongkut lebih berjaya dari yang lainnya, kenyataannya Negara itu mencapai kemerdekaannya di akhir abad ke-19 saat kekuasaan Eropa mendominasi di Asia Tenggara hal ini karena Mongkut sadar betul bahwa jika Cina gagal mempertahankan isolasinya terhadap tekanan Eropa, Muangthai tentu harus berhubungan dengan kekuatan luar yang mengancam dan mulai mempersiapkan tempat untuk dunia baru dimana tradisionalisme Asia yang muncul sudah usnag dan tidak efisien dengan perkembangan zaman.
Kesadaran akan ancaman kekuatan imperialis Inggris dan Perancis membawanya ke lembaga kegiatan inovatif. Dengan memerintahkan kaum bangsawan untuk memakai kemeja saat menghadiri pengadilan sebagai bukti bahwa Siam bukanlah bangsa barbar dari sudut pandang barat. Namun, perhitungan astrologi Mongkut sendiri menunjukkan bahwa saudaranya pangeran Itsarate Rangsan juga harus diunggulkan sebagai raja sehingga ia dinobatkan menjadi raja kedua. Mongkut juga mengangkat pendukungnya Dis Bunnak untuk menjadi Somdet Chao Phraya Borom Maha Prayurawongse (Somdet Chao Phraya adalah pangkat tertinggi bangsawan setara dengan royalti). Ia juga menunjuk saudara Disbunnak, Tai sebagai Somdet Chao Phraya Borom Maha pichaiyat, sebagai bupati di Bangkok. Hal ini memberikan kekuatan administrasi Siam waktu untuk beristirahat karena sebagian besar ditangan dua bunnaks disdantai.
3.      Pengenalan Barat
Pada awal 1820-an dua revolusi berlangsung, pertama Mongkut berjuang untuk merrangkul masyarakat menuju kehidupan modern. Ia mencari reformasi dalam Buddhisme, sebagai hasilnya sebagai sebuah sekte baru diciptakan dalam Buddhisme Theravada Siam “Barat”. Sebuah tema kuat dalam gerakan reformasinya adalah bahwa, “…Buddhisme sejati seharusnya menahan diri dari hal-hal duniawi dan membatasi diri pada spiritual padaspiritual dan urusan moral. Akhirnya stelah berkuasa misi progresifnya yang sma dengan yang dilakukan rekan-rekannya lebih cepat merangkul modernisasi Siam.
Pada 1852 masuknya misionaris Inggris dan Amerika ke Siam karena Mongkut mempekerjakan mereka untuk  mengajarkan bahasa Inggris kepada para pangeran. Ia juga mempekerjakan tentara bayaran barat untuk melatih pasukan Siam dalam gaya barat. Di Bangkok, Amerika dan pantai Brandley sudah direformasi pencetakan dilanjutkan penerbitan surat kabar pertama Siam, Bangkok recorder. Namun para missionaries tidak berhasil membuat konversi agama. Mongkut tidak meninggalkan budaya tradisional dari Siam. Pada 1852, para bangsawan pengadilan diperintahkan untuk memakai pakaian atas. Sebelumnya bangsawan Siam dilarang memakai kemeja untuk mencegah mereka menyembunyikan senjatanya. Praktek ini dikecam oleh barat dan Mongkut mulai menghapuskannya.
Untuk Buddhisme, Mongkut mempelopori rehabilitasi berbagai kuil, mengadakan festival di bulan purnama bulan ke tiga untuk mengumumkan prinsip-prinsip utama Buddha. Ia juga secara resmi mendirikan sekte Thammayut sebagai cabang yang sah dari Therapada. Dalam meningkatkan hak-hak perempuan di Siam ia merilis sejumlah besar selir kerajaan untuk menemukan suami mereka sendiri, melarang kawin paksa dari semua jenis dan penjualan seorang istri untuk melunasi hutang.
4.      Perjanjian Bowring
Pada 1854, John Bowring atas nama Ratu Victoria dari Inggris, datang ke Siam untuk menegosiasikan perjanjian Bowring. Untuk pertama kalinya Siam harus berurusan serius dengan hukum internasional. Perjanjian ini dianggap sebagai perjanjian yang tidak setara yang diberlakukan oleh kerajaan Inggris di Siam. Prinsip utama dari perjanjian ini adalah untuk menghapuskan penyimpanan kerajaan yang sejak zaman Ayutthaya diadakan monopoli perdagangan luar negeri. Dengan mengumpulkan pajak besar pada perdagangan asing. Produk-produk Barat harus melalui serangkaian hambatan pajak untuk menjangkau orang-orang Siam.
Bangsa Eropa telah berusaha membatalkan monopoli ini untuk waktu yang lama. Namun, tidak ada tindakan serius yang telah diambil. Bagi orang-orang Siam, perdagangan dengan bangsa asing akan dikenakan hukuman berat. Perpajakan sebagian berkurang dalam perjanjian Burney. Namun, dalam dunia liberalisme  abad ke-19, perdagangan tidak adil dan pemerintahan campur seperti itu menghilang.
Penghapusan hambatan perdagangan Siam diganti dengan perdagangan bebas. Impor perpajakan berkurang menjadi 3% dan hanya dapat dikumpulkan sekali, ini menjadi pukulan untuk pendapatan nasional. Namun, menyebabkan pertumbuhan dramatis sektor komersial sebagai orang biasa memperoleh akses ke perdagangan luar negeri. Tidak pernah sebelumnya di Siam produk pertanian bisa dijual dan di ekspor bibandingkan pertanian subsisten (sebelum perjanjian bowring, orang yang memperdagangkan padi dengan orang asing akan dieksekusi karena penghianatan)
Perjanjian Bowring juga berdampak hukum, karena metode Bala Nakom penyiksaan dalam proses peradilan, Inggris memilih untuk tidak diadili dibawah sistem Siam. Pemerintahan Mongkut melihat kegiatan komersial yang sangat besar di Siam untuk pertama kalinya, yang menyebabkan pengenalan mata uang pada tahun 1860. Industri pertama di Siam adalah beras penggilingan dan gula produksi. Infrastruktur diperbaiki.
5.      Banjir Perjanjian
Setelah berhasilnya perjanjian Bowring dengan bangsa Inggris, ternyata menarik perhatian kekuasaan-kekuasaan lain dengan sangat cepat dan selama beberapa tahun berikutnya perjanjian-perjanjian yang sama terjalin dengan Negara-negara yang berbeda. Seperti, Prancis dan Amerika Serikat pada tahun 1856, Denmark dan kota-kota Hanse tahun 1858, Portugis tahun 1859, Holland tahun 1860, dan Prussia tahun 1862. Dalam tahun 1868, Sir John Bowring sendiri ditugaskan membuat perjanjian-perjanjian atas nama Muangthai dengan Belgia, Italia, Norwegia dan Swedia. Singapura dan Hongkong mulai melaksanakan perdagangan yang menguntungkan dengan pelabuhan-pelabuhan Muangthai. British Bombay Burmah Corporation mendapatkan bagian yang lebih besar dari industri kayu jati di hutan-hutan utara Muangthai.perusahaan-perusahaan inggris melakukan hampir semua bisnis luar negerinya di Bangkok dan segera akan memiliki jauh lebih besar modal investasi di negeri itu.
Pentingnya perjanjian-perjanjian ini adalah pemasukan komoditi baru ke Muangthai kecuali kontrak-kontrak baru, mungkin memberikan sedikit untuk modernisasi negeri itu daripada politik Mongkut mempekerjakan orang-orang Eropa untuk mengatur kembali pelayaran pemerintahannya.

6.      Reformasi Pendidikan
Sebagai raja Siam, Mongkut mendesak kerabat kerajaan untuk memulai “pendidikan gaya Eropa”. Para misionaris sebagai guru mengajarkan geografis  dan astronomi modern, antara mata pelajaran lain.karena perhatiannya yang dalam pada ilmu pengetahuan menyebabkan kematiannya tahun1868. Gerhana matahari total akan terjadi tanggal 18 Agustus tahun itu, karena akan terlihat dari semenanjung Muangthai sebuah ekspedisi ilmiah Prancis memilih Sam Roi Yot, di Teluk Siam 140 mil di Selatan Bangkok, sebagai tempat untuk mempelajarinya. Mongkut berusaha untuk mensukseskan ekspedisi tu dengan membersihkan hutan dan mendirikan rumah-rumah untuknya dan tamunya. Sir Harry Ord, Gubernur Straits Settlements dan istrinya hadir dalam undangan istimewa dari raja. Yang juga mengundang semua orang Eropa yang ada di Bangkok untuk menyaksikan gerhana itu. Raja berpikir ini adalah kesempatan yang istimewa untuk menunjukkan pada rakyatnya betapa pentingnya ilmu pengetahuan itu. Akhirnya berjalan lancar dan baik, gerhana terlihat secara sempurna dan raja begitu bahagia. Namun raja jatuh sakit demam berdarah saat sampai ke istana karena hutan yang telah dibersihkan tadi tempat bersarangnya nyamuk malaria.
A.    MUANGTHAI DI BAWAH RAJA CHULALONGKORN
1.      Pendidikan dari Guru Inggris
Phrabat Somdet Phra Poramin Maha Chulalongkorn, Phra Chulachomklao Chaoyuhua atau Rama V yang sekarang dikenal dengan nama Rama Agung (20 September 1853-23 Oktober 1910), Ia hanya berusia 16 tahun ketika Ayahnya mangkat dari takhta kerajaan. Pendidikannya bermula di bawah Mrs.Leonowens atau Anna Leonowens, guru pribadi yang mengajar dan membimbing putera-putera kerajaan yang dipekerjakan oleh pengadilan pada tahun 1862, rekomendasi dari Tan Kim Ching di Singapura. Anna selalu memasukkan padanya secara perlahan-lahan pandangan mengenai pembaharuan yang diperlukan dalam negerinya. Kemudian ditempatkan dibawah seorang guru Inggris yang sangat pandai (Robert Morant, tetapi berhubungan dengan wafat ayahnya. Pelajaran ini hanya berlangsung satu setengah tahun.
Karena Chulalongkorn belum cukup dewasa pemerintahannya di dominasi atau berada di bawah perwakilan bupati konservatif , Chaophrayas Si Suriyawongse. Disini ia mendapat kesempatan untuk bepergian ke Negara lain dan mempelajari cara-cara pemerintahan setempat di Jawa dan India. Perjalanan ini memberikan kesan mendalam pada pikirannya yang jauh lebih cerah dibandingkan hampir semua rakyatnya. Tahun 1873 ia segera mengambil kendali pemerintahan dan segera menjalankan serangkaian pembaharuan, menciptakan Dewan Penasihat dan Dewan Negara. Sistem pengadilan formal dan anggaran kantor, mengumumkan bahwa perbudakan akan berangsur-angsur dihapuskan. Jadi ia memasukkan perubahan-perubahan radikal ke dalam setiap bagian kehidupan nasional karena menyadari benar bahwa bila negerinya ingin merdeka mau tidak mau harus menjadikan negerinya teratur sesuai dengan keberhasilan bangsa Eropa  atau setidaknya tetap terlihat berbuat ke  arah tersebut. Tindakan pertamanya ialah pernyataan yang dramatis pada pelantikannya tahun 1873 mengenai penghapusan praktik bersujud dalam menghadap Raja atau kehadiran raja. Chulalongkorn sering bepergian ke depan umum dan mengadakan pembicaraan tidak resmi. Ia mengirimkan anak-anaknya ke dua sekolah dengan mata pelajaran Eropa yang ia bangun di istana. Hal ini melahirkan orang pintar yang penting seperti pangeran Devawongse, menteri luar negeri Muangthai pertama yang berbahasa Eropa, dan pangeran Damrong, menteri dalam negeri yang memperkenalkan efisiensi barat ke dalam kantornya dan merubah seluruh sistem pemerintahan setempat.
Perbudakan ialah keburukan lain yang tidak dapat ditolerir, meskipun tidak sekejam sistem perbudakan di amerika dan diperintah oleh ajaran hukum Manu, penghapusannya sangat penting untuk proses modernisasi. Mongkut memang telah mengeluarkan aturan-aturan untuk meringankan nasib budak tetapi Chulalongkorn pada tahun 1874 menghatamkan pukulan kuat pada akarnya dengan mendekritkan bahwa mulai sejak itu seseorang tidak dapat menjadi budak, dan praktek menjual diri karena hutuang adalah tidak sah. Judi adalah penyebab utamanya dan hanya dengan penghapusan rumah-rumah judi umum dan memberikan pembatasan-pembatasan tentang peminjaman uang yang dapat mendorong dekrit tersebut berhasil.
Bersamaan dengan perbudakan lenyap pula pelayanan paksa dari golongan-golongan Prai dan Sui dalam ketentaraan dan kepolisian, dan dalm kerja pribadi untuk kepentingan istana. Cara untuk mendapatkan uang yang paling diterima adalah pengumpulan pajak tanah tanpa memberikan tanda terima hingga pajak dapat dikumpulkan secara paksa beberapa kali lebih banyak. Tulisan J.G.D. Campbell tahun 1992 berani mengatakan bahwa musuh Muangthai yang paling buruk akan mengakui bahwa pembaharuan dalam pengumpulan pajak adlah luar biasa, dan sebagai akibatnya rakyat “keadaannya yang lebih baik tidak terkira” daripada 10 tahun sebelumnya. Tahun 1892 seluruh sistem pemerintahan di pusatkan pada menteri dalam negeri, dan praktek pengumpulan langsung semua pajak menggantikan sistem pengelolaan kuno. Pembaharuan pemerintahan juga dilakukan oleh pangeran Damrong, yang memasukkan sistem yang dikembangkan di Burma, Inggris seluruh kerajaan dibagi kedalam 18 monthon masing-masing dengan seorang residen yang atasannya adalah komisaris tinggi. Hal ini dibagi lagi ke dalam propinsi, desa dan dukuh. Tiap dukuh sekitar 20 keluarga di bawah orang yang dituakan, dan orang-orang yang dituakan ini bersama-sama memilih seorang kepala untuk seluruh desa tersebut.
Reorganisasi administrasi peradilan terutama justru karena usaha-usaha Rolin-Jaequemins, yang meminta bantuan beberapa ahli hukum belgia untuk menasehati para hakim. Ia dengan cekatan dditugaskan oleh pangeran Rabi sebagai menteri kehakiman. Rabi adalah salah seorang dari ratusan pemuda yang dikirim keluar negeri oleh Chulalongkorn untuk mempelajari metode-metode barat. Ia dididik di London dan mengambil gelar kesarjanaan di Oxford. Salah satu karyanya sebagai menteri adalah pendirian sekolah hukum untuk latihan ahli-ahli hukum Muangthai, agar mendapatkan hasil yang segera dimodernisasikan ini sistem hukum diserahkan pimpinannya dan kegiatannya pada tangan-tangan orang asing. Hasil yang lebih jauh dari pembaharuan peradilan adalah pembaharuan sistem penjara dan modernisasi angkatan kepolisian.



2.      Pembuatan Jalan Kereta Api
Ailran sungai  merupakan alat utama transportasi di Muangthai, kota-kota propinsi secara sederhana adalah pemukman yang lebih luas di suatu tempat di sungai-sungai dengan banyak rumah-rumah terapung di atas jembatan apung. Ketika Chulalongkorn naik tahta, Bangkok hampir tidak mempunyai jaln raya dan disebut Venesia di Timur. Jalan yang paling baik secara sederhana merupakan jejak kai sapi penarik pedati yang biasa dipakai pada musim kering, atau daerah pegunungan bagi binatang pembawa beban. Kesadaran akan pentingnya jalan kereta api melalui usaha-usaha Inggris Chulalongkorn mengadakan survai rute-rute dari Burma ke Cina Barat. Tetapi jalan kereta api pertama di Muangthai belum rampung sampai tahun 1893. Meliputi 16 mil antara Bangkok dan Paknam dan dibangun oleh perusahaan perseorangan, meskipun dengan bentuan keuangan yang banyak dari kerajaan.
Pelanggaran Perancis atas perbatasan Timur Muangthai tahun 1819 menyebabkan pemerintahan memutuskan mebangun jalan kereta api yang strategis dari Bangkok ke Korat. Chulalongkorn sendiri mencangkul tanah pertama tahun 1892, dan departemen jalan kereta api kerajaan dibentuk untuk mengawasi pekerjaan itu, dengan kontraktor Inggris yang berpengalaman kerja di Ceylon dan Malaya. Sayangnya departemennya dibawah seorang Jerman yang tidak berhasil dalam tender pekerjaan tersebut, dan berselisih dengan saingannya orang Inggris akhirnya tahun 1896 pemerintah menghentikan kontrak dan menyelesaikan pekerjaan dengan insinyurnya sendiri. Bagian pertama dari Bangkok ke kota tua ayut’ai baru diselesaikan tahun 1897. Sisa pekerjaan itu diselesaikan sebelum akhir tahun 1900. Dalam pembukaan jalan kereta api itu, Chulalongkorn dengan bangga mengatakan bahwa memperhitungkan hari yang paling bertuah dalam hidupnya. Bagian selanjutnya jalan kereta api itu ke Lopburi, 70 mil di bagian Utara Bangkok, telah dibuka tahun 1901. Jalur utara ini perlahan di luaskan ke Utaradit dan Sawankalok tahun 1909. Bagian pertama jalan kereta api semenanjung yang nantinya berhubungan dengan jalan kereta api Malaya dan menghubungkan Bangkok dengan Singapuratelah dimulai tahun 1900 dan mencapai Petchaburi tahun 1903. Persetujuan perluasan ini ke perbatasan Malaya-Inggris di buat tahu 1909 dengan pemerintah Federated Malay States.

3.      Pengembangan pendidikan
Tahun 1891 pangeran Damrong dikirim untuk mempelajari metoda pendidikan di Eropa dan waktu kembalinya departemen pendidikan pemerintahan dibentuk. Tugasnya mula-mula untuk memperbaiki pendidikan dasar, agar menyesuaikan gedung-gedung sekolah biara dengan keperluan pendidikan dan kelengkapan peralatan. Tugas pengembangan pendidikan menengah pertama dan atas lebih sulit karena ketiadaan buku-buku pelajaran dalam bahasa Muangthai. Bahasa Inggris dianggap media terbaik bagi pendidikan yang lebih tinggi itu, karena itu peraturan semula bagi pendidikan menengah negeri adalah untuk sistem sekolah ganda. Tahun 1899 pemerintah Muangthai meminta hutang pada suatu badan pegawai negeri Inggris untuk mereorganisasi sistem pendidikan dan dewan pendidikan mengirim Mr. J.G.D Cambell untuk bertindak sebagai penasehat pangeran Damrong selama 2 tahun. Tetapi begitu banyak usaha sedang dipusatkan pada departemen lain hingga departemen pendidikan mengalami kemajuan kecil dan ketika Cambell meninggalkan tugasnya di Muangthai ia melaporkan bahwa pendidikan masih dalam keadaan sangat terbelakan. Pendidikan menegah dan tinggi yang hampir tidak ada di luar Bangkok bahkan di sana akomodasi sekolah tidak mencukupi dari yang berstandar rendah, kemampua guru-guru masih kurang, inspeksi yang sistematis hanya pada awal mulanya saja.
4.      Pembangunan Sekolah
Pembangunan tiga buah sekolah pemerintah yang diawasi oleh guru dari Inggris diantarnya sekolah untuk anak perempuan, Sunandalaya. King College sekolah untuk anak laki-laki dengan asrama untuk anak-anak bangsawan. Bagi anak-anak ekonomi menegah diberikan sekolah untuk anak asing. Denagn kurikulum yang sebagian besar sama dengan sekolah di Inggris. Bertujuan untuk menanamkan sistem sekolah umum Inggris di Bangkok. Cukup besar jumlah anak-anak Muangthai yang menerima pendidikan di sekolah umum Inggris yang maju namun Muangthai tidak mempunyai universitas pada masa pemerintahan Chulalongkorn, hanya sedikit yang bisa meneruskan ke universitas Inggris. Terdapat departemen sekolah untuk pendidikan pokok spesialis, hukum dan sebuah sekolah kedokteran, sekolah penelitian dan sekolah militer serta kadet angkatan laut. Namun dalam waktu yang lama belum ada sekolah teknik dan lembaga untuk studi kesenian secara sistematik.
Kemajuan besar dalam pendidikan baru datang setelah wafatnya Chulalongkorn. Pemerintah hanya menggergaji permulaaan ukuran kecil dan meraba-raba dibelakang politik. Sekolah-sekolah biara menguras makanan hanya untuk anak laki-laki tidak ada harapan untuk jumlah uang yang cukup sehingga pengaturan dalam departemen pendidikan pincang. Sir Robert, Moran menggantikan Mrs. Leonowens sebagai guru pribadi untuk pangeran-pangeran kerajaan dan W.G Johnson mereorganisir pendidikan dasar dan ikut terlibat dalam membantu menyelesaikan kesulitan-kesulitan besar.sesuai dengan perkembangan terakhir serta latar belakang tradisionalisme yang telah berakar, mungkin banyak orang yang menafsirkan hasil-hasil yang telah dicapai dalam pemerintahan Chulalongkorn sangat menakjubkan, pada kenyataannya kemajuan yang sebenarnya hanya melalui pengerahan kekuatannya yang luar biasa.
5.      Peran Jawa dalam Modernisasi Thailand
Modernisasi Kerajaan Muangthai di Siam (Thailand) yang kini menjadi salah satu pelaku industri otomotif, pertanian, perkebunan, serta produk pangan olahan kelas dunia ternyata terinspirasi dari kehidupan dan kemajuan Pulau Jawa di Indonesia akhir tahun 1800-an dan awal 1900. Berawal dari kunjungan Raja Rama V atau Raja Chulalangkorn yang dikenal sebagai pembaru Siam ke seantero Pulau Jawa pada tahun 1871, 1896, dan 1901, Kunjungan tersebut diabadikan di utara Kota Bandung di kaki air terjun Dago dengan menghadiahkan patung gajah di Museum Nasional, Jakarta, menorehkan nama dalam prasasti di batu besar di kaki air terjun.
Putra Raja Chulalangkorn, Raja Rama VII atau Raja Prajadiphok, juga singgah di air terjun Dago pada 12 Agustus 1929 dan meninggalkan prasasti serupa. Dua buah gazebo kayu berarsitektur Thailand warna merah, hijau, dan kuning emas sudah berdiri menaungi dua prasasti peninggalan Raja Chulalangkorn dan Raja Prajadiphok. Gazebo tersebut menambah indah pemandangan air terjun Dago yang mengalir deras. Atasan  Kebudayaan Kedutaan Besar Thailand untuk RI Sombat Khattapan mengatakan, prasasti itu merupakan tanda persahabatan kerajaan Siam dengan masyarakat Jawa dan Indonesia.
Raja Chulalangkorn belajar banyak dari keberadaan infrastruktur dan industri modern di Jawa zaman itu, seperti kereta api, jalan raya, hingga perkebunan yang menjadi tulang punggung ekonomi Thailand sekarang. Setelah beliau kembali ke Siam, berbagai perintah untuk membangun jaringan kereta api, perintisan perkebunan karet, hingga pelebaran jalan ukuran dikerjakan serius setelah membuat catatan secara detail segala segi kehidupan di Pulau Jawa,” Raja Chulalangkorn menjalin hubungan baik dengan penguasa Jawa dari semua keraton yang ada di Yogyakarta dan Surakarta. Beliau juga bersahabat dengan keraton- keraton di Cirebon, Jawa Barat. sungguh layak jika Raja Chulalangkorn belajar dari Pulau Jawa.
Pulau Jawa memang sangat layak dijadikan sebagai inspirasi pada masa itu karena galangan kapal terbesar di dunia terdapat di Surabaya. berbagai industri dari usaha kecil menengah pembuatan topi hingga permesinan dikunjungi lalu dicatat secara detail untuk dikembangkan di kerajaan Siam (nama kerajaan Thailand baru resmi digunakan tahun 1940-an). Kini bangsa Thailand menikmati buah dari proses studi banding ke mancanegara hingga Eropa-Amerika yang diawali di Pulau Jawa. Peresmian situs air terjun Dago seharusnya menjadi cambuk bagi bangsa Indonesia untuk bangkit kembali di semua bidang dan kembali menjadi panutan untuk bangsa lain.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kerajaan Muangthai masa pemerintahan Raja Mongkut maupun Raja Chulalongkorn merupakan masa yang cukup gemilang dengan menghasilkan modernisasi Siam (Thailand). dalam perjalanannya yang penuh tantangan dimulai dari hal-hal kecil sampai memasukkan pengaruh  dan bekerja sama dengan bangsa Eropa. Hal ini tentunya harus disesuaikan dengan segala yang telah ada sebelumnya agar mudah diterima masyarakat. walaupun ada pro-kontra namun kesadaran akan perkembangan zaman menuntut untuk menyesuaikan diri, pada kenyataannya kedua penguasa tersebut mampu membawa bangsa dan negaranya menyesuaikan diri. Hal ini merupakan suatu yang patut dibanggakan dan tidak heran dalam kedudukannya sebagai suatu kerajaan di Asia Tenggara, Muangthai menjadi salah satu bahan dalam mata kuliah Asia Tenggara.

B.     Saran
Penulis merasa beruntung dapat membuat makalah Muangthai Di Bawah Raja Mongkut dan Chulalongkorn ini. Karena dapat dijadikan sebagai pengetahuan sejarah kerajaan yang terdapat di Asia Tenggara, Thailand khususnya. Dengan adanya makalah ini penulis berharap dapat dijadikan sumber bahan belajar bagi kita, sehingga dapat menambah wawasan dengan menjadikan sejarah tersebut sebagai pengalaman untuk hidup yang lebih baik kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA

Hall, D.G.E. 1988. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional
Musa, Kustianah. 1988. Geografi Asia Tenggara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Rujukan Dari Website (Internet)
Santoso, Iwan. 2008. Modernisasi Thailand Berawal di Jawa
Wijayanti, Dania. 2011. Refleksi Politik Luar Negeri Thailand: Film Anna and the King
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2010. Siam
      (http://id.wikipedia.org/wiki/siam, diakses2 Oktober 2011)
Wikipedia. 2011. Mongkut
      (http://en-wikipedia.org/wiki/mongkut, diakses 2 Oktober 2011)
Wikipedia. 2011. Chulalongkorn
      (http://id.wikipedia.org/wiki/chulalongkorn, diakses 2 Oktober 2011)

No comments:

Post a Comment