BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara
tentang kerajaan Muangthai tentu tidak lepas dari sejarah kehidupannya dengan
penguasa (Raja) sampai geografis dari muangthai itu sendiri. Salah satu
kerajaan yang berdiri di asia Tenggara tepatnya di Thailand ini mrupakan
peninggalan sejarah yang patut untuk diketahui. Asal mula dari nama negeri
Thailand ini secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan Sukhothai
tahun 1238 yang kemudian di teruskan oleh kerajaan Ayutthaya di pertengahan
abad ke-14 yang berukuran lebih besar dibandingkan Sukhothai. Thailand
sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negeri ini
mengganti namanya menjadi Thailand pada tahun 1939 dan untuk seterusnya,
setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca Perang Dunia II .
Muangthai
merupakan kerajaan yang pemimpin pertamanya bernama Raja Mongkut atau Rama IV
menggantikan kerajaan Pra nang klao/Nangklao yang diperintah oleh Chetsadabodin
dikenal sebagai Rama III. Setelah Rama IV meninggal beliau digantikan oleh
Chulalongkorn yang memerintah sebagai Raja Rama V dan dikenal sebagai Rama
Agung, kedua penguasa Muangthai tersebut merupakan Raja yang mampu membawa
Kerajaannya menuju modernisasi mengingat pada masa itu kekuasaan Eropa meluas
di Asia Tenggara. Hubungan yang dimulai Thailand dengan beberapa Negara besar
Eropa dimulai sejak abad ke-16 M, meskipun mengalami tekanan yang kuat Thailand
tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah
di jajah bangsa Eropa.
Melihat
keadaan ini tentu merupakan suatu kekaguman bagi penulis sendiri dan bangsa
Indonesia pada umumnya yang pernah merasakan kolonialisme dan imperialism
barat. Jadi setidaknya kita dapat melihat sejarah Thailand khususnya kerajaan
Muangthai dalam proses modernisasi sampai menjadi bangsa yang kuat dalam
membangun dan mempertahankan kepemilikannya sehingga dapat dijadikan suatu
pengalaman atau pelajaran dengan melihat pemerintahan dari penguasanya yang
dikagumi hingga saat ini.
A.
Perumusan
Masalah
·
Bagaimana latar belakang Kerajaan
Muangthai serta kehidupan awal raja Mongkut dan Chulalongkorn yang dikenal
dalam sejarah
·
seperti apa hubungan antara penguasa
kerajaan Mungthai dengan bangsa Eropa
·
kebijakan apa yang diambil raja Muangthai
untuk memodernisasikan negerinya
·
apa saja hasil dari reformasi menuju
masyarakat modern dari kerajaan Muangthai
B.
Tujuan
·
Mampu menjelaskan latar belakang
Kerajaan Muangthai serta kehidupan awal raja Mongkut dan Chulalongkorn
·
Memahami hubungan antara penguasa
kerajaan Muangthai dengan bangsa Eropa
·
Mengetahui kebijakan raja Muangthai
untuk memodernisasikan negerinya
·
Mendapatkan informasi hasil dari
reformasi menuju masyarakat modern dari kerajaan Muangthai
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MUANGTHAI
DI BAWAH RAJA MONGKUT
1.
Biografi
Phra
Bat Somdet Phra Mongkut Phra Chomporamenthramaha Klao Chao Yu atau Rama IV,
yang dikenal di Negara asing sebagai Raja Mongkut lahir pada 18 Oktober 1804
adalah anak ke empat Raja dari Siam (Thailand)
di bawah dewan Chakri. Beliau adalah salah satu penguasa yang paling
dihormati, di luar Thailand dikenal sebagai Raja dalam drama tahun 1951 dan
1956 Film The King and I berdasarkan film Anna and The King, pada gilirannya
didasarkan pada novel 1944 tentang Anna Leonowens. Dalam film ini raja meminta
Anna untuk membuat pesta sesuai dengan
kebudayaan Inggris yang pada masa itu dikenal sebagai kebudayaan dunia,
digambarkan bahwa Anna sangat menentang perbudakan dan Ia menjadi pengajar
Chulalongkorn mengenai hak asasi manusia dan demokrasi yang kelak akan menjadi
pengganti ayahnya (Mongkut). Dalam kenyataannya hal ini memberikan ikatan kuat
Thailand dengan Negara-negara barat, dari ikatan inilah Thailand menjalankan
politik luar negeri yang pragmatis.
Pada
1824 Mongkut menjadi Buddha Bhikkhu di usia 20 tahun sesuai dengan tradisi
Siam. Pada tahun yang sama ayahnya meninggal dunia. Masa permulaannya sebagai
bhikkhu Ia terkenal karena pengetahuannya tentang buku-buku suci Pali. Menurut
tradisi Mongkut akan dinobatkan menjadi raja berikutnya bukan kaum bangsawan
yang bertahtakan pangeran yang berpengaruh Jessadabodindra (anak selir) Mongkut
lebih memilih mempertahankan status monastik untuk menghindari intrik-intrik
politik karena memahami bahwa tahta tersebut bisa diperbaiki
Mongkut
juga dikenal karena penunjukan saudaranya, Pangeran Chutamani
sebagai wakil raja yang dinobatkan pada
tahun 1851 sebagai Raja Pinklao.
Ia mempunyai tiga puluh dua istri dan delapan puluh dua anak. Setelah
penobatannya Ia menikah dengan istri pertamanya, Ratu Somanas Vadhanavadi (1851), namun
meninggal pada tahun yang sama, kemudian menikah lagi dengan Ratu Debsirindra (1851-1861), akhirnya menikahi cucu
perempuan tirinya, Putri Pannarai
(1861 - 1868). Mongkut meninggal di usia enam puluh
empat tahun.
2.
Masa
Awal Pemerintahan
Raja
Mongkut memerintah mulai tanggal 1 april 1851-1 Oktober 1868, dengan
pemahkotaan tanggal 2 April 1851 (17
tahun, 183 hari). Ada pendapat yang mengatakan bahwa bagaimanapun
Jessadabodindra ingin tahta untuk diteruskan kepada putra kandungnya pangeran
Annop. Menjelang wafatnya Raja Nang Klao rapat kepala-kepala pangeran keluarga
kerajaan dan pejabat-pejabat tinggi kerajaan memutuskan Mongkut untuk menerima
mahkota kerajaan. Hal ini tentu tidak lepas dari dukungan bangsawan dan
kekuatan inggris yang besar untuk mendukung Mongkut sepert beberapa pedagang
Inggris anti-barat yang tumbuh sejak pemerintahan sebelumnya, jadi melihat
Mongkut sebagai “Pangeran Bhikkhu” menjadi harapan baru untuk mereka.
Raja
Nang Klao bimbang dengan keputusan penyerahan tahta kepada Mongkut namun
akhirnya ia setuju dengan syarat bahwa saudaranya pangeran Itsarate Rangsan
diangkat menjadi raja kedua (Pinklao). Kemampuan berbahasa Inggris pangeran ini
sangat baik, rumahnya dibangun dan dihias dengan gaya Eropa. Ia tidak terlibat
aktif dalam masalah-masalah umum namun sebagai penasehat pemerintahan
pengaruhnya cukup besar karenaia mempunyai gagasan politik yang lebih maju dan
pikiran yang lebih tajam daripada saudaranya.
Raja
Mongkut memperluas ruang lngkup pelajarannya dengan mempelajari bahasa dan
huruf latin, matematika dan astronomi dari sarjana missionaries Perancis Bishop
Pallegoix serta bahasa Inggris dari missionaries Amerika, Caswell, Bradley dan
House. Ia tertarik pada bahasa Inggris yang menjadi bahasa keduanya. Sebagai
seorang raja ia menandatangani surat-surat kenegaraan dengan huruf latin dan
kelancarannya dengan gaya tanpa tata bahasa membuat surat-suratnya enak dibaca.
Sebagai Bhikkhu kunjungannya ke tempat suci dan khotbahnya memnbuat ia
berhubungan dengan segala jenis dan keadaan rakyat sedangkan sebagai pembaca
buku yang sangat rajin dan brerguru pada orang Eropa ia mendapat informasi
tentang Negeri-negeri asing dan hubungan internasional yang ternyata sangat
berharga untuknya dan negerinya. Sehingga tidak terlalu berlebihan untuk
menyatakan bahwa Muangthai dibawah Mongkut lebih berjaya dari yang lainnya,
kenyataannya Negara itu mencapai kemerdekaannya di akhir abad ke-19 saat
kekuasaan Eropa mendominasi di Asia Tenggara hal ini karena Mongkut sadar betul
bahwa jika Cina gagal mempertahankan isolasinya terhadap tekanan Eropa,
Muangthai tentu harus berhubungan dengan kekuatan luar yang mengancam dan mulai
mempersiapkan tempat untuk dunia baru dimana tradisionalisme Asia yang muncul
sudah usnag dan tidak efisien dengan perkembangan zaman.
Kesadaran
akan ancaman kekuatan imperialis Inggris dan Perancis membawanya ke lembaga
kegiatan inovatif. Dengan memerintahkan kaum bangsawan untuk memakai kemeja
saat menghadiri pengadilan sebagai bukti bahwa Siam bukanlah bangsa barbar dari
sudut pandang barat. Namun, perhitungan astrologi Mongkut sendiri menunjukkan
bahwa saudaranya pangeran Itsarate Rangsan juga harus diunggulkan sebagai raja
sehingga ia dinobatkan menjadi raja kedua. Mongkut juga mengangkat pendukungnya
Dis Bunnak untuk menjadi Somdet Chao
Phraya Borom Maha Prayurawongse (Somdet
Chao Phraya adalah pangkat tertinggi bangsawan setara dengan royalti). Ia
juga menunjuk saudara Disbunnak, Tai sebagai Somdet Chao Phraya Borom Maha pichaiyat, sebagai bupati di Bangkok.
Hal ini memberikan kekuatan administrasi Siam waktu untuk beristirahat karena
sebagian besar ditangan dua bunnaks disdantai.
3.
Pengenalan
Barat
Pada
awal 1820-an dua revolusi berlangsung, pertama Mongkut berjuang untuk
merrangkul masyarakat menuju kehidupan modern. Ia mencari reformasi dalam
Buddhisme, sebagai hasilnya sebagai sebuah sekte baru diciptakan dalam
Buddhisme Theravada Siam “Barat”. Sebuah tema kuat dalam gerakan reformasinya
adalah bahwa, “…Buddhisme sejati seharusnya menahan diri dari hal-hal duniawi
dan membatasi diri pada spiritual padaspiritual dan urusan moral. Akhirnya
stelah berkuasa misi progresifnya yang sma dengan yang dilakukan rekan-rekannya
lebih cepat merangkul modernisasi Siam.
Pada
1852 masuknya misionaris Inggris dan Amerika ke Siam karena Mongkut
mempekerjakan mereka untuk mengajarkan
bahasa Inggris kepada para pangeran. Ia juga mempekerjakan tentara bayaran
barat untuk melatih pasukan Siam dalam gaya barat. Di Bangkok, Amerika dan
pantai Brandley sudah direformasi pencetakan dilanjutkan penerbitan surat kabar
pertama Siam, Bangkok recorder. Namun para missionaries tidak berhasil membuat
konversi agama. Mongkut tidak meninggalkan budaya tradisional dari Siam. Pada
1852, para bangsawan pengadilan diperintahkan untuk memakai pakaian atas.
Sebelumnya bangsawan Siam dilarang memakai kemeja untuk mencegah mereka
menyembunyikan senjatanya. Praktek ini dikecam oleh barat dan Mongkut mulai
menghapuskannya.
Untuk
Buddhisme, Mongkut mempelopori rehabilitasi berbagai kuil, mengadakan festival
di bulan purnama bulan ke tiga untuk mengumumkan prinsip-prinsip utama Buddha.
Ia juga secara resmi mendirikan sekte Thammayut sebagai cabang yang sah dari
Therapada. Dalam meningkatkan hak-hak perempuan di Siam ia merilis sejumlah
besar selir kerajaan untuk menemukan suami mereka sendiri, melarang kawin paksa
dari semua jenis dan penjualan seorang istri untuk melunasi hutang.
4.
Perjanjian
Bowring
Pada
1854, John Bowring atas nama Ratu Victoria dari Inggris, datang ke Siam untuk
menegosiasikan perjanjian Bowring. Untuk pertama kalinya Siam harus berurusan
serius dengan hukum internasional. Perjanjian ini dianggap sebagai perjanjian
yang tidak setara yang diberlakukan oleh kerajaan Inggris di Siam. Prinsip
utama dari perjanjian ini adalah untuk menghapuskan penyimpanan kerajaan yang
sejak zaman Ayutthaya diadakan monopoli perdagangan luar negeri. Dengan mengumpulkan
pajak besar pada perdagangan asing. Produk-produk Barat harus melalui
serangkaian hambatan pajak untuk menjangkau orang-orang Siam.
Bangsa
Eropa telah berusaha membatalkan monopoli ini untuk waktu yang lama. Namun,
tidak ada tindakan serius yang telah diambil. Bagi orang-orang Siam,
perdagangan dengan bangsa asing akan dikenakan hukuman berat. Perpajakan
sebagian berkurang dalam perjanjian Burney. Namun, dalam dunia liberalisme abad ke-19, perdagangan tidak adil dan
pemerintahan campur seperti itu menghilang.
Penghapusan
hambatan perdagangan Siam diganti dengan perdagangan bebas. Impor perpajakan
berkurang menjadi 3% dan hanya dapat dikumpulkan sekali, ini menjadi pukulan
untuk pendapatan nasional. Namun, menyebabkan pertumbuhan dramatis sektor komersial
sebagai orang biasa memperoleh akses ke perdagangan luar negeri. Tidak pernah
sebelumnya di Siam produk pertanian bisa dijual dan di ekspor bibandingkan
pertanian subsisten (sebelum perjanjian bowring, orang yang memperdagangkan
padi dengan orang asing akan dieksekusi karena penghianatan)
Perjanjian
Bowring juga berdampak hukum, karena metode Bala
Nakom penyiksaan dalam proses peradilan, Inggris memilih untuk tidak
diadili dibawah sistem Siam. Pemerintahan Mongkut melihat kegiatan komersial
yang sangat besar di Siam untuk pertama kalinya, yang menyebabkan pengenalan
mata uang pada tahun 1860. Industri pertama di Siam adalah beras penggilingan
dan gula produksi. Infrastruktur diperbaiki.
5.
Banjir
Perjanjian
Setelah
berhasilnya perjanjian Bowring dengan bangsa Inggris, ternyata menarik
perhatian kekuasaan-kekuasaan lain dengan sangat cepat dan selama beberapa
tahun berikutnya perjanjian-perjanjian yang sama terjalin dengan Negara-negara
yang berbeda. Seperti, Prancis dan Amerika Serikat pada tahun 1856, Denmark dan
kota-kota Hanse tahun 1858, Portugis tahun 1859, Holland tahun 1860, dan
Prussia tahun 1862. Dalam tahun 1868, Sir John Bowring sendiri ditugaskan
membuat perjanjian-perjanjian atas nama Muangthai dengan Belgia, Italia,
Norwegia dan Swedia. Singapura dan Hongkong mulai melaksanakan perdagangan yang
menguntungkan dengan pelabuhan-pelabuhan Muangthai. British Bombay Burmah
Corporation mendapatkan bagian yang lebih besar dari industri kayu jati di hutan-hutan
utara Muangthai.perusahaan-perusahaan inggris melakukan hampir semua bisnis
luar negerinya di Bangkok dan segera akan memiliki jauh lebih besar modal
investasi di negeri itu.
Pentingnya
perjanjian-perjanjian ini adalah pemasukan komoditi baru ke Muangthai kecuali
kontrak-kontrak baru, mungkin memberikan sedikit untuk modernisasi negeri itu
daripada politik Mongkut mempekerjakan orang-orang Eropa untuk mengatur kembali
pelayaran pemerintahannya.
6.
Reformasi
Pendidikan
Sebagai
raja Siam, Mongkut mendesak kerabat kerajaan untuk memulai “pendidikan gaya
Eropa”. Para misionaris sebagai guru mengajarkan geografis dan astronomi modern, antara mata pelajaran
lain.karena perhatiannya yang dalam pada ilmu pengetahuan menyebabkan
kematiannya tahun1868. Gerhana matahari total akan terjadi tanggal 18 Agustus
tahun itu, karena akan terlihat dari semenanjung Muangthai sebuah ekspedisi
ilmiah Prancis memilih Sam Roi Yot, di Teluk Siam 140 mil di Selatan Bangkok,
sebagai tempat untuk mempelajarinya. Mongkut berusaha untuk mensukseskan
ekspedisi tu dengan membersihkan hutan dan mendirikan rumah-rumah untuknya dan
tamunya. Sir Harry Ord, Gubernur Straits Settlements dan istrinya hadir dalam
undangan istimewa dari raja. Yang juga mengundang semua orang Eropa yang ada di
Bangkok untuk menyaksikan gerhana itu. Raja berpikir ini adalah kesempatan yang
istimewa untuk menunjukkan pada rakyatnya betapa pentingnya ilmu pengetahuan
itu. Akhirnya berjalan lancar dan baik, gerhana terlihat secara sempurna dan
raja begitu bahagia. Namun raja jatuh sakit demam berdarah saat sampai ke
istana karena hutan yang telah dibersihkan tadi tempat bersarangnya nyamuk
malaria.
A.
MUANGTHAI
DI BAWAH RAJA CHULALONGKORN
1.
Pendidikan
dari Guru Inggris
Phrabat
Somdet Phra Poramin Maha Chulalongkorn, Phra Chulachomklao Chaoyuhua atau Rama
V yang sekarang dikenal dengan nama Rama Agung (20 September 1853-23 Oktober
1910), Ia hanya berusia 16 tahun ketika Ayahnya mangkat dari takhta kerajaan.
Pendidikannya bermula di bawah Mrs.Leonowens atau Anna Leonowens, guru pribadi
yang mengajar dan membimbing putera-putera kerajaan yang dipekerjakan oleh
pengadilan pada tahun 1862, rekomendasi dari Tan Kim Ching di Singapura. Anna
selalu memasukkan padanya secara perlahan-lahan pandangan mengenai pembaharuan
yang diperlukan dalam negerinya. Kemudian ditempatkan dibawah seorang guru
Inggris yang sangat pandai (Robert Morant, tetapi berhubungan dengan wafat
ayahnya. Pelajaran ini hanya berlangsung satu setengah tahun.
Karena
Chulalongkorn belum cukup dewasa pemerintahannya di dominasi atau berada di
bawah perwakilan bupati konservatif , Chaophrayas Si Suriyawongse. Disini ia
mendapat kesempatan untuk bepergian ke Negara lain dan mempelajari cara-cara
pemerintahan setempat di Jawa dan India. Perjalanan ini memberikan kesan
mendalam pada pikirannya yang jauh lebih cerah dibandingkan hampir semua
rakyatnya. Tahun 1873 ia segera mengambil kendali pemerintahan dan segera
menjalankan serangkaian pembaharuan, menciptakan Dewan Penasihat dan Dewan
Negara. Sistem pengadilan formal dan anggaran kantor, mengumumkan bahwa
perbudakan akan berangsur-angsur dihapuskan. Jadi ia memasukkan
perubahan-perubahan radikal ke dalam setiap bagian kehidupan nasional karena
menyadari benar bahwa bila negerinya ingin merdeka mau tidak mau harus
menjadikan negerinya teratur sesuai dengan keberhasilan bangsa Eropa atau setidaknya tetap terlihat berbuat ke arah tersebut. Tindakan pertamanya ialah
pernyataan yang dramatis pada pelantikannya tahun 1873 mengenai penghapusan
praktik bersujud dalam menghadap Raja atau kehadiran raja. Chulalongkorn sering
bepergian ke depan umum dan mengadakan pembicaraan tidak resmi. Ia mengirimkan
anak-anaknya ke dua sekolah dengan mata pelajaran Eropa yang ia bangun di istana.
Hal ini melahirkan orang pintar yang penting seperti pangeran Devawongse,
menteri luar negeri Muangthai pertama yang berbahasa Eropa, dan pangeran
Damrong, menteri dalam negeri yang memperkenalkan efisiensi barat ke dalam
kantornya dan merubah seluruh sistem pemerintahan setempat.
Perbudakan
ialah keburukan lain yang tidak dapat ditolerir, meskipun tidak sekejam sistem
perbudakan di amerika dan diperintah oleh ajaran hukum Manu, penghapusannya
sangat penting untuk proses modernisasi. Mongkut memang telah mengeluarkan
aturan-aturan untuk meringankan nasib budak tetapi Chulalongkorn pada tahun
1874 menghatamkan pukulan kuat pada akarnya dengan mendekritkan bahwa mulai
sejak itu seseorang tidak dapat menjadi budak, dan praktek menjual diri karena
hutuang adalah tidak sah. Judi adalah penyebab utamanya dan hanya dengan
penghapusan rumah-rumah judi umum dan memberikan pembatasan-pembatasan tentang
peminjaman uang yang dapat mendorong dekrit tersebut berhasil.
Bersamaan
dengan perbudakan lenyap pula pelayanan paksa dari golongan-golongan Prai dan
Sui dalam ketentaraan dan kepolisian, dan dalm kerja pribadi untuk kepentingan
istana. Cara untuk mendapatkan uang yang paling diterima adalah pengumpulan
pajak tanah tanpa memberikan tanda terima hingga pajak dapat dikumpulkan secara
paksa beberapa kali lebih banyak. Tulisan J.G.D. Campbell tahun 1992 berani
mengatakan bahwa musuh Muangthai yang paling buruk akan mengakui bahwa
pembaharuan dalam pengumpulan pajak adlah luar biasa, dan sebagai akibatnya
rakyat “keadaannya yang lebih baik tidak terkira” daripada 10 tahun sebelumnya.
Tahun 1892 seluruh sistem pemerintahan di pusatkan pada menteri dalam negeri,
dan praktek pengumpulan langsung semua pajak menggantikan sistem pengelolaan
kuno. Pembaharuan pemerintahan juga dilakukan oleh pangeran Damrong, yang
memasukkan sistem yang dikembangkan di Burma, Inggris seluruh kerajaan dibagi
kedalam 18 monthon masing-masing dengan seorang residen yang atasannya adalah
komisaris tinggi. Hal ini dibagi lagi ke dalam propinsi, desa dan dukuh. Tiap
dukuh sekitar 20 keluarga di bawah orang yang dituakan, dan orang-orang yang
dituakan ini bersama-sama memilih seorang kepala untuk seluruh desa tersebut.
Reorganisasi
administrasi peradilan terutama justru karena usaha-usaha Rolin-Jaequemins,
yang meminta bantuan beberapa ahli hukum belgia untuk menasehati para hakim. Ia
dengan cekatan dditugaskan oleh pangeran Rabi sebagai menteri kehakiman. Rabi
adalah salah seorang dari ratusan pemuda yang dikirim keluar negeri oleh Chulalongkorn
untuk mempelajari metode-metode barat. Ia dididik di London dan mengambil gelar
kesarjanaan di Oxford. Salah satu karyanya sebagai menteri adalah pendirian
sekolah hukum untuk latihan ahli-ahli hukum Muangthai, agar mendapatkan hasil
yang segera dimodernisasikan ini sistem hukum diserahkan pimpinannya dan
kegiatannya pada tangan-tangan orang asing. Hasil yang lebih jauh dari
pembaharuan peradilan adalah pembaharuan sistem penjara dan modernisasi
angkatan kepolisian.
2.
Pembuatan
Jalan Kereta Api
Ailran
sungai merupakan alat utama transportasi
di Muangthai, kota-kota propinsi secara sederhana adalah pemukman yang lebih
luas di suatu tempat di sungai-sungai dengan banyak rumah-rumah terapung di
atas jembatan apung. Ketika Chulalongkorn naik tahta, Bangkok hampir tidak
mempunyai jaln raya dan disebut Venesia di Timur. Jalan yang paling baik secara
sederhana merupakan jejak kai sapi penarik pedati yang biasa dipakai pada musim
kering, atau daerah pegunungan bagi binatang pembawa beban. Kesadaran akan pentingnya
jalan kereta api melalui usaha-usaha Inggris Chulalongkorn mengadakan survai
rute-rute dari Burma ke Cina Barat. Tetapi jalan kereta api pertama di
Muangthai belum rampung sampai tahun 1893. Meliputi 16 mil antara Bangkok dan
Paknam dan dibangun oleh perusahaan perseorangan, meskipun dengan bentuan
keuangan yang banyak dari kerajaan.
Pelanggaran
Perancis atas perbatasan Timur Muangthai tahun 1819 menyebabkan pemerintahan
memutuskan mebangun jalan kereta api yang strategis dari Bangkok ke Korat. Chulalongkorn
sendiri mencangkul tanah pertama tahun 1892, dan departemen jalan kereta api
kerajaan dibentuk untuk mengawasi pekerjaan itu, dengan kontraktor Inggris yang
berpengalaman kerja di Ceylon dan Malaya. Sayangnya departemennya dibawah
seorang Jerman yang tidak berhasil dalam tender pekerjaan tersebut, dan
berselisih dengan saingannya orang Inggris akhirnya tahun 1896 pemerintah
menghentikan kontrak dan menyelesaikan pekerjaan dengan insinyurnya sendiri.
Bagian pertama dari Bangkok ke kota tua ayut’ai baru diselesaikan tahun 1897.
Sisa pekerjaan itu diselesaikan sebelum akhir tahun 1900. Dalam pembukaan jalan
kereta api itu, Chulalongkorn dengan bangga mengatakan bahwa memperhitungkan
hari yang paling bertuah dalam hidupnya. Bagian selanjutnya jalan kereta api
itu ke Lopburi, 70 mil di bagian Utara Bangkok, telah dibuka tahun 1901. Jalur
utara ini perlahan di luaskan ke Utaradit dan Sawankalok tahun 1909. Bagian
pertama jalan kereta api semenanjung yang nantinya berhubungan dengan jalan
kereta api Malaya dan menghubungkan Bangkok dengan Singapuratelah dimulai tahun
1900 dan mencapai Petchaburi tahun 1903. Persetujuan perluasan ini ke
perbatasan Malaya-Inggris di buat tahu 1909 dengan pemerintah Federated Malay
States.
3.
Pengembangan
pendidikan
Tahun
1891 pangeran Damrong dikirim untuk mempelajari metoda pendidikan di Eropa dan
waktu kembalinya departemen pendidikan pemerintahan dibentuk. Tugasnya
mula-mula untuk memperbaiki pendidikan dasar, agar menyesuaikan gedung-gedung
sekolah biara dengan keperluan pendidikan dan kelengkapan peralatan. Tugas
pengembangan pendidikan menengah pertama dan atas lebih sulit karena ketiadaan
buku-buku pelajaran dalam bahasa Muangthai. Bahasa Inggris dianggap media
terbaik bagi pendidikan yang lebih tinggi itu, karena itu peraturan semula bagi
pendidikan menengah negeri adalah untuk sistem sekolah ganda. Tahun 1899
pemerintah Muangthai meminta hutang pada suatu badan pegawai negeri Inggris
untuk mereorganisasi sistem pendidikan dan dewan pendidikan mengirim Mr. J.G.D
Cambell untuk bertindak sebagai penasehat pangeran Damrong selama 2 tahun.
Tetapi begitu banyak usaha sedang dipusatkan pada departemen lain hingga
departemen pendidikan mengalami kemajuan kecil dan ketika Cambell meninggalkan
tugasnya di Muangthai ia melaporkan bahwa pendidikan masih dalam keadaan sangat
terbelakan. Pendidikan menegah dan tinggi yang hampir tidak ada di luar Bangkok
bahkan di sana akomodasi sekolah tidak mencukupi dari yang berstandar rendah,
kemampua guru-guru masih kurang, inspeksi yang sistematis hanya pada awal
mulanya saja.
4.
Pembangunan
Sekolah
Pembangunan
tiga buah sekolah pemerintah yang diawasi oleh guru dari Inggris diantarnya
sekolah untuk anak perempuan, Sunandalaya. King College sekolah untuk anak
laki-laki dengan asrama untuk anak-anak bangsawan. Bagi anak-anak ekonomi
menegah diberikan sekolah untuk anak asing. Denagn kurikulum yang sebagian
besar sama dengan sekolah di Inggris. Bertujuan untuk menanamkan sistem sekolah
umum Inggris di Bangkok. Cukup besar jumlah anak-anak Muangthai yang menerima
pendidikan di sekolah umum Inggris yang maju namun Muangthai tidak mempunyai
universitas pada masa pemerintahan Chulalongkorn, hanya sedikit yang bisa
meneruskan ke universitas Inggris. Terdapat departemen sekolah untuk pendidikan
pokok spesialis, hukum dan sebuah sekolah kedokteran, sekolah penelitian dan
sekolah militer serta kadet angkatan laut. Namun dalam waktu yang lama belum
ada sekolah teknik dan lembaga untuk studi kesenian secara sistematik.
Kemajuan
besar dalam pendidikan baru datang setelah wafatnya Chulalongkorn. Pemerintah
hanya menggergaji permulaaan ukuran kecil dan meraba-raba dibelakang politik.
Sekolah-sekolah biara menguras makanan hanya untuk anak laki-laki tidak ada
harapan untuk jumlah uang yang cukup sehingga pengaturan dalam departemen
pendidikan pincang. Sir Robert, Moran menggantikan Mrs. Leonowens sebagai guru
pribadi untuk pangeran-pangeran kerajaan dan W.G Johnson mereorganisir
pendidikan dasar dan ikut terlibat dalam membantu menyelesaikan
kesulitan-kesulitan besar.sesuai dengan perkembangan terakhir serta latar
belakang tradisionalisme yang telah berakar, mungkin banyak orang yang
menafsirkan hasil-hasil yang telah dicapai dalam pemerintahan Chulalongkorn
sangat menakjubkan, pada kenyataannya kemajuan yang sebenarnya hanya melalui
pengerahan kekuatannya yang luar biasa.
5. Peran Jawa dalam Modernisasi
Thailand
Modernisasi
Kerajaan Muangthai di Siam (Thailand) yang kini menjadi salah satu pelaku
industri otomotif, pertanian, perkebunan, serta produk pangan olahan kelas
dunia ternyata terinspirasi dari kehidupan dan kemajuan Pulau Jawa di Indonesia
akhir tahun 1800-an dan awal 1900. Berawal dari kunjungan Raja Rama V atau Raja
Chulalangkorn yang dikenal sebagai pembaru Siam ke seantero Pulau Jawa pada
tahun 1871, 1896, dan 1901, Kunjungan tersebut diabadikan di utara Kota Bandung
di kaki air terjun Dago dengan menghadiahkan patung gajah di Museum Nasional,
Jakarta, menorehkan nama dalam prasasti di batu besar di kaki air terjun.
Putra
Raja Chulalangkorn, Raja Rama VII atau Raja Prajadiphok, juga singgah di air
terjun Dago pada 12 Agustus 1929 dan meninggalkan prasasti serupa. Dua buah
gazebo kayu berarsitektur Thailand warna merah, hijau, dan kuning emas sudah
berdiri menaungi dua prasasti peninggalan Raja Chulalangkorn dan Raja
Prajadiphok. Gazebo tersebut menambah indah pemandangan air terjun Dago yang
mengalir deras. Atasan Kebudayaan
Kedutaan Besar Thailand untuk RI Sombat Khattapan mengatakan, prasasti itu
merupakan tanda persahabatan kerajaan Siam dengan masyarakat Jawa dan Indonesia.
Raja
Chulalangkorn belajar banyak dari keberadaan infrastruktur dan industri modern
di Jawa zaman itu, seperti kereta api, jalan raya, hingga perkebunan yang
menjadi tulang punggung ekonomi Thailand sekarang. Setelah beliau kembali ke
Siam, berbagai perintah untuk membangun jaringan kereta api, perintisan
perkebunan karet, hingga pelebaran jalan ukuran dikerjakan serius setelah
membuat catatan secara detail segala segi kehidupan di Pulau Jawa,” Raja
Chulalangkorn menjalin hubungan baik dengan penguasa Jawa dari semua keraton
yang ada di Yogyakarta dan Surakarta. Beliau juga bersahabat dengan keraton-
keraton di Cirebon, Jawa Barat. sungguh layak jika Raja Chulalangkorn belajar
dari Pulau Jawa.
Pulau
Jawa memang sangat layak dijadikan sebagai inspirasi pada masa itu karena
galangan kapal terbesar di dunia terdapat di Surabaya. berbagai industri dari
usaha kecil menengah pembuatan topi hingga permesinan dikunjungi lalu dicatat
secara detail untuk dikembangkan di kerajaan Siam (nama kerajaan Thailand baru
resmi digunakan tahun 1940-an). Kini bangsa Thailand menikmati buah dari proses
studi banding ke mancanegara hingga Eropa-Amerika yang diawali di Pulau Jawa.
Peresmian situs air terjun Dago seharusnya menjadi cambuk bagi bangsa Indonesia
untuk bangkit kembali di semua bidang dan kembali menjadi panutan untuk bangsa
lain.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kerajaan
Muangthai masa pemerintahan Raja Mongkut maupun Raja Chulalongkorn merupakan
masa yang cukup gemilang dengan menghasilkan modernisasi Siam (Thailand). dalam
perjalanannya yang penuh tantangan dimulai dari hal-hal kecil sampai memasukkan
pengaruh dan bekerja sama dengan bangsa
Eropa. Hal ini tentunya harus disesuaikan dengan segala yang telah ada
sebelumnya agar mudah diterima masyarakat. walaupun ada pro-kontra namun
kesadaran akan perkembangan zaman menuntut untuk menyesuaikan diri, pada
kenyataannya kedua penguasa tersebut mampu membawa bangsa dan negaranya
menyesuaikan diri. Hal ini merupakan suatu yang patut dibanggakan dan tidak heran
dalam kedudukannya sebagai suatu kerajaan di Asia Tenggara, Muangthai menjadi
salah satu bahan dalam mata kuliah Asia Tenggara.
B.
Saran
Penulis
merasa beruntung dapat membuat makalah Muangthai Di Bawah Raja Mongkut dan
Chulalongkorn ini. Karena dapat dijadikan sebagai pengetahuan sejarah kerajaan
yang terdapat di Asia Tenggara, Thailand khususnya. Dengan adanya makalah ini
penulis berharap dapat dijadikan sumber bahan belajar bagi kita, sehingga dapat
menambah wawasan dengan menjadikan sejarah tersebut sebagai pengalaman untuk
hidup yang lebih baik kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hall, D.G.E. 1988. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional
Musa,
Kustianah. 1988. Geografi Asia Tenggara. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Rujukan Dari Website
(Internet)
Santoso, Iwan. 2008. Modernisasi Thailand Berawal di
Jawa
(http://otomotif.kompas.com/read/2008/10/14/09112162/modernisasi.thailand.berawal.di.jawa
, diakses 2 Oktober 2011)
Wijayanti,
Dania. 2011. Refleksi Politik Luar Negeri Thailand: Film Anna and the King
(http://om-ni-vora.blogspot.com/2011/04/refleksi-politik-luar-negeri-thailand-html, diakses 2 Oktober 2011)
Wikipedia
Bahasa Indonesia. 2010. Siam
Wikipedia.
2011. Mongkut
Wikipedia.
2011. Chulalongkorn
No comments:
Post a Comment